Scroll untuk baca artikel
Blog

Survei LSI: Polri Jadi Lembaga Hukum Paling Tidak Dipercaya Publik

Redaksi
×

Survei LSI: Polri Jadi Lembaga Hukum Paling Tidak Dipercaya Publik

Sebarkan artikel ini

Tingkat kepercayaan publik ke Polri hanya 69,6 persen, kalah jauh dibanding KPK dan Kejaksaan.

BARISAN.CO Menurut rilis terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menjadi institusi penegak hukum di Indonesia dengan tingkat kepercayaan publik terendah.

Rilis ini merupakan hasil survei yang dilakukan 13-21 Agustus 2022 terhadap 1.220 responden. Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan, survei kali ini menggunakan multistage random sampling dengan margin of error +/- 2.9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Polri berada pada posisi buncit dengan tingkat kepercayaan publik hanya sebesar 69,6 persen. Posisinya terlampau jauh dengan KPK sebesar 73,2 persen dan Kejaksaan yang meraup 75,3 persen.

Publik ingin melihat masalah-masalah yang menjangkiti tubuh Polri segera selesai. Beberapa yang perlu dibenahi, menurut survei tersebut, di antaranya adalah korupsi, netralitas, kebebasan berpendapat, serta kejahatan jual beli narkoba yang masih marak di tubuh Polri.

Selain itu, publik juga menyoroti kinerja kepolisian dalam kasus terbaru yakni pembunuhan Brigadir Joshua.

Kendati banyak dipertanyakan, survei menyebut, publik masih menaruh kepercayaan kepada lembaga pimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ini.

“Mayoritas warga percaya bahwa kasus ini akan diusut tuntas oleh Kepolisian. Warga juga secara luas mengetahui Presiden meminta kepolisian menuntaskan kasus ini dan warga juga umumnya setuju dengan sikap presiden tersebut dan menilai bahwa Kepolisian akan dan sedang melaksanakan pengusutan sesuai arahan Presiden tersebut,” ujar Djayadi Hanan dalam rilis hasil survei secara daring, Rabu (31/8/2022).

Sejauh ini, kata Djayadi, umumnya warga lebih percaya dengan fakta-fakta yang diungkapkan oleh hasil penyelidikan dan penyidikan oleh Kepolisian dibanding dengan cerita awal dari tersangka pelaku, Ferdy Sambo. Dengan kata lain, warga mendukung langkah-langkah tegas yang dilakukan Kepolisian sejauh ini.

“Pengetahuan warga terhadap kasus tampak agak menekan tingkat kepercayaan publik terhadap Kepolisian. Namun demikian, mayoritas optimis Kepolisian akan menuntaskan kasus secara jujur dan adil, percaya dengan janji Kapolri dan percaya Kapolri sudah melaksanakan pengusutan sesuai dengan arahan Presiden. Pada kelompok-kelompok tersebut tingkat kepercayaan publik terhadap Kepolisian semakin tinggi,” kata Djayadi. [dmr]