Ramadhan dalam perspektif tasawuf bukan sekadar ritual ibadah, tetapi juga perjalanan spiritual untuk menjadi Muslim kaffah.
Melalui puasa, seseorang tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih jiwa untuk lebih sabar, lebih sadar akan kehadiran Allah, serta lebih mampu mengendalikan hawa nafsu.
Dalam suasana Ramadhan yang penuh berkah, seorang Muslim diajak untuk merefleksikan dirinya: sejauh mana ia telah membersihkan hatinya? Seberapa dekat ia dengan Allah? Dan apakah ia sudah benar-benar menjalani Islam secara menyeluruh?
Dengan memahami hakikat Ramadhan dalam perspektif tasawuf, kita akan lebih menghargai bulan suci ini sebagai ajang transformasi spiritual yang mendalam. Semoga kita semua dapat mengambil manfaat dari bulan suci ini dan menjadi Muslim yang lebih baik, lebih sadar, dan lebih dekat kepada Allah. Amin. []