Teruslah berbuat baik meski terkadang mendapatkan balasan yang pahit. Sebab di dalam kebaikan itu seperti orang berkata jujur maka ia akan mendapatkan 3 hal yakni kepercayaan, cinta dan rasa hormat.
BARISAN.CO – Setiap orang berharap menjadi orang baik dan setiap orang juga ingin diperlakukan dengan baik. Oleh karena itu teruslah berbuat baik meski terkadang melelahkan dan bahkan setiap perbuatan baik belum tentu mendapatkan balasan yang baik.
Saat Anda akan berbuat baik, jangan memandang siapa dan kenapa. Sebab pada hakikatnya teruslah berbuat baik meski terkadang itu terasa pahit. Allah Swt berfirman:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110)
Surah Ali-Imran ayat 110 ini mengisyaratkan sejatinya manusia untuk senantiasa diperintahkan untuk teruslah berbuat baik. Karena setiap manusia selalu menginginkan kebaikan baik untuk dirinya, keluarganya, masyarakat disekitarnya, bangsa dan negaranya.
Hanya manusia yang tidak memiliki hati atau perasaan lah, yang tidak menginginkan kebaikan. Ataupun mereka yang hatinya sudah beku saja yang tidak menginginlan kebaikan.
Teruslah Berbuat Baik: Hadits berbuat baik
Nabi Muhammad Saw adalah suri teladan dalam perbuatan kebaikan. Dari Abu Said Al-Khudri Ra, Rasulullah Saw bersabda:
«مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Artinya: “Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Hadis di atas menjelaskan betapa pentingnya berbuat baik. Manusia memiliki tangung jawab untuk menghindari atau menghilangkan kemungkaran. Ada 3 hal keterangan hadis di atas mengenai kewajiban untuk menghapuskan kemungkaran yakni:
1. Dengan tangannya
Maknanya adalah kekuatan yang dimilikinya, baik kekuatan yang bersifat fisik maupun non fisik. Tangan disini juga bisa diartikan sebagai kekuasaan ataupun jabatan yang dimilikinya. Jadi seseorang yang memiliki kekuasaan ataupun jabatan yang tinggi, hendaklah mempergunakan kekuasaan ataupun jabatannya tersebut untuk menegakkan kebenaran.
2. Dengan mulutnya
Pilihan kedua menjadi alternatif kedua jika seseorang tidak mampu menegakkan kebenaran dengan tangannya. Mulut yang dimaksud adalah dengan berkata-kata yang baik-baik, sehingga mereka yang diingatkan menjadi tersentuh hatinya. Akan memberikan efek kesadaran bahwa apa yang mereka lakukan adalah sebuah hal yang merugikan orang lain.
3. Dengan hatinya
Pilihan ketiga ini menunjukkan jalan terakhir untuk berbuat baik. Jika tidak mampu menggunakan tangan dan mulut. Hati di sini dapat dimaknai dengan doa, artinya mendoakan orang yang berbuat salah semoga mereka cepat sadar. Karena sejatinya sadar atau tidaknya seseorang adalah urusan hidayah ataupun petunjuk dari yang Maha Kuasa. [Luk]