Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Timur Tak Hanya Papua, Ada Ambon dengan Logat Uniknya

Redaksi
×

Timur Tak Hanya Papua, Ada Ambon dengan Logat Uniknya

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Seringkali kita mendengar stereotip tentang “orang timur itu pasti Papua”. Mungkin karena Papua merupakan pulau paling timur di Indonesia dan didukung dengan konspirasi tayangan televisi.

Karena stereotip ini sangat mengakar, begitu kita jumpa dengan orang yang berbicara menggunakan logat timur pasti dikira dari Papua. Padahal timur bukan hanya Papua saja, misalnya Ambon. Ibukota terbesar dari provinsi Maluku ini bersebelahan dengan Papua.

Berdirinya kota Ambon tak terlepas dari peristiwa dibangunnya benteng “Nossa Senhora da Anunciada” oleh Portugis pada 1575. “Nossa Senhora da Anunciada” dapat diartikan sebagai “Benteng Kita yang Diwartakan Kabar Gembira.” Masyarakat Ambon terbentuk dari unit sosial yang tinggal di sekitar benteng tersebut.

Karena letaknya yang strategis, daerah itu berkembang pesat dan menjadi pusat pembudidayaan serta perdagangan rempah-rempah.

Istilah Ambon sendiri atau Ambong dalam bahasa setempat berasal dari kata ‘ombong’ yang berarti ‘embun’. Hal ini lantaran puncak-puncak di pulau tersebut sering kali tertutup oleh embun tebal.

Dalam konteks logat, orang Ambon memiliki warna vokal yang cukup menarik dan khas. Itu mengapa banyak orang Ambon yang sukses di dunia tarik suara.

Tak hanya itu, keunikan logat Ambon masih bisa dipecah lagi ke tingkat kemajemukan yang lebih kecil. Misalnya, perbedaan logat bahasa Ambon muslim dengan logat bahasa Ambon kristen berbeda. Kira-kira bagaimana asal-muasal pembedanya?

Sejarawan asal Ambon, Abdul Malik Raharusun mengatakan perbedaan logat Ambon muslim dengan kristen disebabkan akulturasi. Sehingga pengucapan bahasa Ambon muslim dengan kristen menjadi berbeda, khususnya pada penekanan logat kalimatnya.

“Biasanya kalau orang muslim Ambon menggunakan kata ‘ana’ dan ‘ente’ untuk kata ‘kamu’ dan ‘aku’, sedangkan orang kristen menggunakan kata ‘ose’ dan ‘beta’ untuk kata ‘kamu’ dan ‘aku’,” kata Malik.

Menurut Malik Raharusun, orang kristen Ambon jarang sekali menggunakan kata ‘abang’, mereka sering menggunakan kata ‘Bu’. Kata sapaan untuk perempuan bagi orang Ambon muslim dengan kristen sama saja yaitu dengan panggilan ‘caca’.

“Di kalangan kristen pun identik dengan ‘om’ dan ‘tante’, sedangkan dikalangan islam paling sering terdengar yaitu ‘bibi’ dan ‘paman’ atau ‘papa tua’,” tutur Malik.

Ambon Gudang Penyanyi

Kita semua  tahu banyak penyanyi Indonesia asal Ambon yang memiliki suara khas dan merdu, seperti Glen Fredly, Monita Tahalea, dan Ruth Sahanaya. Menurut Malik penyebabnya karena makanan.

“Kebanyakan orang Maluku suaranya bagus itu bisa pengaruh makanan yang lebih natural. Salah satunya ikan dibakar dengan sambal atau kuah kuning sudah cukup tanpa banyak penyedap rasa lalu sagu dibuat Papeda,” ujar Malik.

Malik juga menilai, akar akustik vokal orang Ambon disebabkan oleh alam yang indah dan makanan yang mudah di dapat, sehingga mereka selalu senang dan bernyanyi.

Terlebih pada orang Ambon Kristen. Mereka memiliki kemampuan seni menyanyi dan bermain alat musik. Selain hobi, bernyanyi merupakan syarat ibadah di gereja sehingga banyak remaja-remaja Ambon kristen yang mempunyai bakat di bidang seni.

Ada satu syair lagu begini, “waktu hujan sore-sore kilat sambar pohon kenari E jojaro deng mongare mari dansa dan menari Pukul tifa toto buang kata balimbing di kereta Nona dansa dengan tuan jangan sindir nama beta E menari sambil goyang badanee Menari lombo pegang lenso manisee Rasa ramai jangan pulang duluee“.

“Jadi artinya, walaupun hujan sampai kilat atau petir menyambar pohon kelapa dan kenari orang Maluku masih bisa bernyanyi, pukul tifa dan berdansa,” pungkas Malik.