Scroll untuk baca artikel
Lingkungan

Transformasi Menuju Green Economy Butuh Dorongan APBN

Redaksi
×

Transformasi Menuju Green Economy Butuh Dorongan APBN

Sebarkan artikel ini

Menurut Misbah Hasan, ada tiga sektor penting yang perlu diberi stimulus APBN untuk memulihkan ekonomi hijau, ialah sektor energi, pertanian, dan persampahan.

Jika dapat diberi stimulus yang memadai, menurut Misbah Hasan, tiga sektor tersebut akan menyumbang penurunan emisi yang signifikan. Selain itu bahkan terdapat potensi ekonomi dan penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat banyak.

“Koalisi Generasi Hijau sudah punya studi atas 3 sektor itu yang terus dimatangkan. Di sektor pertanian, misalnya, kami rasa krusial untuk melakukan peremajaan di lima jenis perkebunan rakyat yaitu sawit, kakao, karet, kelapa, dan kopi. Begitupun dengan dua sektor lainnya yaitu energi dan persampahan.”

Mengacu paparan yang dirancang oleh koalisi Generasi Hijau, peremajaan perkebunan rakyat dapat menghasilkan 15% sampai dengan 17% peningkatan hasil panen. Persentase tersebut setara dengan nilai manfaat ekonomis langsung Rp25.000.000 juta/tahun dan manfaat ekonomi tidak langsung Rp10.000.000 juta/tahun, sekurang-kurangnya dalam periode 20 tahun mendatang.

Pada saat yang sama, diperkirakan terdapat manfaat ekonomi dari korporasi petani yang akan menggabungkan kegiatan on-farm dan off-farm petani sehingga terjadi efisiensi dan konsolidasi kekuatan pasar petani dari peningkatan skala ekonomi akibat pendirian korporasi petani.

Dampak positif yang sama juga terlihat dari sektor energi dan persampahan. Dalam perhitungan koalisi Generasi Hijau, keduanya punya manfaat jangka panjang yang mendukung keberlanjutan ekonomi sampai 20-25 tahun ke depan.

Namun sejauh ini, Misbah Hasan menilai, meski peta kebijakan pemerintah di soal ekonomi hijau sudah cukup baik di tingkat perencanaan, belum ada potret detail pada sisi sektoral sekaligus belum didorong oleh anggaran yang memadai.

“Kami ingin mendorong agar RAPBN 2022 berpihak pada ekonomi hijau. Sekaranglah momentum yang sangat krusial untuk menyusun APBN yang biasanya ditetapkan November nanti agar lebih pro terhadap pemulihan ekonomi hijau.” Kata Misbah Hasan. [dmr]