Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Ujian Pandemi

Redaksi
×

Ujian Pandemi

Sebarkan artikel ini

Ruhani kita merana tatkala kita tidak berlaku ihsan, tidak merasa diawasi Tuhan, tidak butuh Tuhan, dan tidak bergantung kepada-Nya. Kehadiran virus sudah semestinya kita respon secara positif, Tuhan ingin menyadarkan kita, bahwa sesungguhnya ruhani juga butuh sehat.

Kesehatan ruhani adalah kembalinya manusia menuju sifat dasar: kefakiran, yakni ketergantungan kepada Tuhan. Dengan ujian pandemi, mengantar kita untuk merasa tergantung kepada Allah, membuat kita taat dan kembali kepada-Nya.

Namun, ya, di mana-mana, kita lihat dan kita rasa masyarakat mulai dilanda kejenuhan. Tampak tak kunjung merambah ke substansi diri, tetapi justru masa bodoh terhadap situasi. Mereka mangkel lantaran kehilangan mata pencaharian. Mereka menggerundel kepada Tuhan, yang malahan menambah lebar jarak mereka dengan-Nya.

Pun dengan para pemangku kekuasaan, ujian pandemi hanya ditanggapi seperti siklus biasa. Disikapi dengan mengultimatum masyarakat agar taat prokes dan wajib vaksin, tapi dengan tidak mengubah gaya hidup mereka yang menghambur-hamburkan uang pajak rakyat. Proyek tol dengan konsekuensi pengusiran warga dan pembabatan lahan hijau dan produktif. [Luk]