Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Ujian Sekolah dan Peran Orang Tua Dalam Proses Pendidikan

Redaksi
×

Ujian Sekolah dan Peran Orang Tua Dalam Proses Pendidikan

Sebarkan artikel ini

Setelah menerima informasi ini, guru dapat merenungkan tingkat pencapaian setiap siswa, serta kecenderungan kelompok tertentu, untuk menyesuaikan rencana pengajaran mereka selanjutnya.

Jadi ujian bukan untuk “menghakimi peserta didik”. Ujian adalah proses untuk membantu memetakan kemampuan peserta didik dan dijadikan bahan perencanaan kegiatan belajar oleh guru, untuk memfasilitasi peserta didik mencapai capaian belajarnya dengan baik, relevan dengan kondisi dan karakteristiknya masing-masing.

Peran Orang Tua

Dengan fungsi dan tujuan ujian di sekolah berdasarkan konsep Asesmen Nasional, peran orang tua sebagai penanggungjawab utama pendidikan anak adalah menjadi pendamping sekaligus pendidik bagi mereka menjalankan proses untuk mencapai pemahaman, sebagaimana secara struktur kurikulum dan program kegiatannya dirancang oleh pihak sekolah.

Bersama orang tua, anak-anak akan mendapatkan feedback yang tiada akhir. Karena capaian pemahaman di sekolah kelak akan menjadi bekal keterampilan hidup di rumah dan di kehidupan anak-anak bersama lingkungannya.

Orang tua sebaiknya memandang bahwa ujian di sekolah adalah bagian dari tahapan yang realistis dihadapi anak dalam proses belajar. Kemudian menanamkan pemahaman itu kepada anak melalui keterampilan dan pengetahuan, serta dukungan moril dan inspirasi menjadi sosok yang optimis, berpikiran terbuka dan kritis.

Ujian yang sesungguhnya bagi anak adalah menjadi manusia yang utuh dan tumbuh berkembang sesuai zamannya. Pola pikir yang adaptif, realistik  harus ditanamkan sebagai tools utama menghadapi ujian. Baik ujian di sekolah maupun ujian dalam kehidupan nyata.

Ada tiga peran yang perlu dilakukan oleh orang tua berkenaan ujian sekolah dalam proses pendidikan:

Pertama, sebagai fasilitator

Melalui peran ini, orang tua hendaknya memberikan fasilitasi pembelajaran secara optimal. Baik fasilitas pendukung pembelajaran saat menghadapi ujian, maupun memberikan dorongan yang positif ketika akan menghadapi, saat menjalani, dan setelah selesai ujian. Dorongan itu bisa berupa penguatan materi, pemahaman materi hingga evaluasi pencapaian materi.

Kedua, sebagai kontributor

Melalui peran ini, orangtua menjadi penyedia bahan tambahan yang relevan, bahkan lebih kontekstual untuk mejembatani kegiatan ujian sekolah dengan praktik dan konteks kehidupan nyata. Artinya bahwa setiap permasalahan dalam bentuk penilaian ada hubungannya dengan permasalahan yang sesungguhnya dalam kehidupan. Setiap kompetensi yang harus dicapai melalui ujian, memiliki tujuan dan manfaat yang jelas untuk keterampilan hidup.