Scroll untuk baca artikel
Blog

Untuk Kembalikan Kepercayaan Publik, Gus Choi Sarankan Jokowi Pecat Luhut

Redaksi
×

Untuk Kembalikan Kepercayaan Publik, Gus Choi Sarankan Jokowi Pecat Luhut

Sebarkan artikel ini

Gus Choi juga menyindir pihak yang ikut-ikutan, seperti Mendagri dan NU. Kala itu, Tito Karnavian sempat menyampaikan, perpanjangan masa jabatan presiden bukan sesuatu yang tabu untuk dibicarakan karena UUD 1945 tentang pilpres bisa diamandemen. Begitu juga dengan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Yaqut pada akhir Februari lalu menyatakan usulan itu masuk akal di tengah persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini.

“Itu ga ada yang rasional kok. Sedikit rasional, tapi tidak etis. Etis itu lebih tinggi daripada rasionalisme,” ungkapnya.

Gus Choi menegaskan, untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap Presiden yang tersisa dua tahun ini, maka Luhut harus dipecat.

“Jadi yang beride memperpanjang, menunda itu harus dipecat. Kalau gak, rakyat ga percaya, terus akan penasaran apa saja yang dikatakan akan bermakna ganjil. Pecat itu salah satu solusi,” tegasnya.

Sedangkan, untuk partai-partai yang mendukung wacana itu, Gus Choi katakan biar rakyat yang menghakimi.

“Nasdem, konsisten sejak awal karena ini konstitusi roh reformasi, jabatan dua periode. Kita punya sejarah panjang,” terangnya.

Sebagai orang yang ikut merumuskan era reformasi, dia merasa masa jabatan cukup hanya dua periode.

“Ini hasil kristalisasi dari pikiran dan perjalanan kita studi banding kemana-mana dulu untuk mengadamen itu dari berbagai negara. Akhirnya kita mix, yang cocok pilihan kita adalah dua periode cukup. Meski pun, presidennya terbaik, terpilih dua periode selesai. itu pilihan final, kita pertahankan karena kita sudah membanding berbagai sistem di dunia ini, saya kira pilihan kita,” jelas Gus Choi.

Dia menyampaikan, setelah Jokowi, periode berikutnya, Insya Allah akan lebih hebat dan dahsyat ketimbang jokowi.

Sekali lagi, Gus Choi menegaskan, orang yang punya kepentingan dan ngaco harus dipecat.

“Ini orang ngaco bener. Ormas, tokoh masyarakat, dan Kiai diacak-acak. Ini harus dihentikan. Politisi yang mungkin otaknya benar menjadi tidak benar. Dijungkirbalikkan, jadi sesat pikir atas nama demokrasi,” sambungnya.

Menurutnya, demokrasi harus tetap beretika dan sesuai hukum yang berlaku.

“Dia ini tidak etis sekaligus anarkis. Oleh karena itu, saya mendukung gerakan yang menolak itu dan Nasdem ada di sini bersama mereka,” tegasnya.