Di Kanada, pendidikan anti-rasisme muncul pada 1960-an berkat aktivisme anggota komunitas kulit hitam. Yang bertujuan untuk mengatasi rasisme dan sistem penindasan sosial di institusi, seperti sekolah. Pendidik anti-rasisme di sana menilai, supremasi dan kolonialisme kulit putih sebagai faktor di balik rasisme sistemik saat ini.
BARISAN.CO – Sejak dini, anti-rasisme seharusnya masuk dalam sistem pendidikan. Ini bertujuan untuk menentang rasisme dan secara aktif mengubah kebijakan, perilaku, dan keyakinan yang melanggengkan ide dan tindakan rasis. Sebab, sekolah justru bisa menjadi tempat melanggengkan ketidaksetaraan ras.
Seperti yang dituliskan oleh Majalah Forbes, cara terbaik memberantas rasisme dengan mengubah pendidikan dimulai dari memasukkan buku-buku sejarah karakter dari berbagi jenis. Serta, menambahkan pembahasan perbudakan dalam kurikulit dan mengubah nama sekolah yang memiliki karakter sejarah perdagangan budak atau berlatar belakang rasis. Oleh karenanya, amat penting bagi para guru untuk mengatasi masalah ini di kelas.
Sementara itu, mengutip EdWeek, survei dari American Educational Research Association (AERA) menemukan persen pendidik ternyata memiliki bias implisit. Lahirnya bias rasial di sekolah bisa memengaruhi siswa dalam proses belajar mereka, baik kualitas pendidikan yang diterima dan cara guru mengelolanya di kelas.
Studi sebelumnya juga telah menunjukkan, siswa yang mengalami prasangka rasial tidak hanya lebih kecil kemungkinannya untuk ditempatkan di kelas lanjutan atau berbakat, mereka justru paling banyak menerima hukuman terutama dari gurunya yang berkulit putih.
Jordan Starck, penulis studi itu menyebut, penelitian itu diperlukan demi menyoroti kebutuhan akan sumber daya dan dukungan lainnya untuk mengelola bias rasial.
Beberapa penelitian menunjukkan guru secara sistematis mengabaikan siswa kulit hitam. Bukan itu saja, mereka juga didiskriminasi karena rambutnya atau lebih sedikit kesempatan untuk masuk dan menyelesaikan pendidikan tinggi. Hal ini berakibat pada kesenjangan peluang mereka.
Keterlibatan pemerintah, kepala sekolah, guru, dan dunia pendidikan diperlukan untuk membawa perubahan nyata.
“Perlu untuk mengadvokasi perubahan sosial yang lebih luas atau prasangka yang sama akan abadi,” ungkap Jordan.
Pendidikan Anti-Rasisme
Di Kanada, pendidikan anti-rasisme muncul pada 1960-an berkat aktivisme anggota komunitas kulit hitam. Yang bertujuan untuk mengatasi rasisme dan sistem penindasan sosial di institusi, seperti sekolah. Pendidik anti-rasisme di sana menilai, supremasi dan kolonialisme kulit putih sebagai faktor di balik rasisme sistemik saat ini.
Selama bertahun-tahun, anti-rasisme ini berkembang di sekolah Kanada dalam upaya mengatasi rasisme pendidikan dan membahas masalah kesetaraan, kekuasaan, akses, hak istimewa kulit putih, serta ketidaksetaraan sistemik Inisiatif ini mendukung pemahaman siswa tentang sara mengatasi rasisme sembari membangun kesetaraan dan perubahan sosial.
Pendidikan ini diperlukan agar dapat mengatasi tantangan yang dihadapi oleh siswa non-kulit putih dan mendorong kesuksesannya di sistem sekolah. Para pendidik juga berupaya membangun sistem pendidikan yang adil serta terbebas dari ketidakadilan ras.
Di sisi lain, pendidikan tersebut membahas alasan mengapa adanya diskriminasi. Pengajar menciptakan rencana pembelajaran yang mendorong percakapan tentang cara kita membuat perubahan individu dan masyarakat.
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia UDHR mengatakan, semua manusia dilahirkan bebas dan setara dalam martabat serta hak, dan kita semua berhak atas kehidupan yang bebas dari diskriminasi dan perlakuan yang merendahkan.
Amat disayangkan, sejarah dunia telah melihat terlalu banyak kejahatan kebencian dan diskriminasi. Di tanah air, seperti banyak pemilik sewa tempat tinggal yang hanya menerima penghuni dengan agama dan suku tertentu.