Tradisi upacara nguras kong di Imogiri biasa dilakukan dalam satu tahun sekali. Dilaksanakan pada hari jumat atau selasa kliwon pada bulan suro atau muharram. Sedangkan prosesi pelaksanaan penggantian air kong diawali dan diakhiri dengan acara tahlil. Acara tahlil dilakukan bersama keluarga kraton, abdi dalem, dan masyarakat setempat. Bagi para pengunjung juga bisa mengikuti prosesi acara tersebut.
Seiring perkembangannya upacara tradisi nguras kong mengalami pola perubahan. Tanpa mengurangi nilai-nilai kesakralan tradisi upacara tersebut. Perkembangan upacara tersebut mulai masuknya acara Kirab Budaya yang disertai dengan arak-arakan gunungan di sepanjang jalan menuju makam.
Laku masyarakat tersebut menunjukkan bahwa laku tradisi atau budaya masyarakat bersifat lentur. Paling penting dari kelenturan budaya masyarakat yakni bahwa masyarakat Jawa sangat menghormati para leluhur mereka.
Terutama tradisi nguras kong bahwa menghormati raja seperti Sultan Agung sangat baik. Bagi masyarakat jawa, raja adalah utusan Tuhan di muka bumi ini.
Selain menghormati para leluhur tradisi Nguras Kong memiliki makna lain yakni sebagai upaya membersikan diri dan hati. Air digunakan untuk bersuci. Air adalah sumber kehidupan. (Lukni An Nairi)