Scroll untuk baca artikel
Terkini

Upaya Transjakarta Membangun Transportasi yang Ramah Difabel

Redaksi
×

Upaya Transjakarta Membangun Transportasi yang Ramah Difabel

Sebarkan artikel ini

Barisan.co – Jakarta dengan aktivitas penduduknya yang sibuk, tentu memerlukan sarana transportasi yang dapat memenuhi kebutuhan akan kecepatan dan ketepatan waktu. Untuk itulah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyediakan moda transportasi dengan sistem Bus Rapid Transit (BRT) atau lebih dikenal dengan Transjakarta.

Dalam momen Hari Perhubungan Nasional yang jatuh pada Kamis (17/9/2020), Transjakarta berupaya menghadirkan transportasi modern dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan. Terutama sarana dan prasarana untuk penyandang disabilitas.

“Transjakarta menyiapkan layanan khusus bagi kalangan disabilitas dengan Transjakarta cares yang diberikan gratis bagi pemegang KTP DKI Jakarta, armadanya berbentuk minibus khusus dilengkapi satu orang pramudi dan satu orang pendamping bersertifikat.” ujar Direktur Pelayanan dan Pengembangan Transjakarta, Achmad Izzul Waro pada acara Mimbar Virtual yang diselenggarakan barisan.co, Selasa (15/9/2020).

Sebagai bentuk peningkatan layanan terhadap masyarakat difabel, Transjakarta melakukan sejumlah inovasi, salah satunya adalah dengan menyediakan halte yang ramah difabel, halte itu diberi cat warna hijau muda (tosca) pada tiang tiang ram jembatan penghubung dengan jembatan penyeberangan orang (JPO).

“Bahkan dibeberapa titik, JPO ditiadakan dan digantikan pelican crossing, karena lebih ramah bagi pejalan kaki dan penyandang disabilitas”, ungkapnya.

Kolaborasi juga dilakukan Transjakarta dengan pihak swasta untuk menciptakan layanan moda transportasi yang terintegrasi dengan moda transportasi umum lainnya seperti KRL, MRT dan LRT.

“Kompleksitas Jakarta harus menjawab kebutuhan warga Ibu Kota. Salah satu yang perlu dilakukan adalah integrasi semua transportasi umum di Jakarta, dari mana ke mana saja tersambungkan,” tambahnya.

Transjakarta juga melibatkan swasta untuk penambahan armada seperti pemilik Kopaja, Metromini. Sementara mini bus yang beroperasi seperti mikrolet bertransformasi menjadi Jak Lingko sebagai moda transportasi penghubung.

“Dengan strategi ini, diharapkan masyarakat yang akan menuju halte Transjakarta menjadi lebih mudah.” pungkas Izul.