Scroll untuk baca artikel
Blog

Utang Pemerintah Mencapai Rp9.000 Triliun, Ekonom: Ini Lebih Buruk dari yang Diperkirakan

×

Utang Pemerintah Mencapai Rp9.000 Triliun, Ekonom: Ini Lebih Buruk dari yang Diperkirakan

Sebarkan artikel ini
Utang Pemerintah Mencapai 9.000 Triliun
Ilustrasi/Barisan.co

Utang pemerintah Indonesia kini mencapai angka mengejutkan Rp9.000 triliun! Apakah ekonomi nasional masih dalam kondisi aman?

BARISAN.CO – Posisi utang pemerintah Indonesia diperkirakan telah menembus angka Rp9.000 triliun hingga 28 Februari 2025. Ekonom Bright Institute, Awalil Rizky, menyatakan bahwa lonjakan ini disebabkan oleh meningkatnya pembiayaan utang yang jauh melampaui defisit APBN.

Data realisasi APBN hingga akhir Februari 2025 menunjukkan bahwa pendapatan negara tercatat sebesar Rp316,9 triliun, sementara belanja negara mencapai Rp348,1 triliun.

Dengan demikian, terjadi defisit sebesar Rp31,2 triliun. Namun, pembiayaan anggaran justru melonjak hingga Rp220,1 triliun, jauh melampaui angka defisit tersebut.

“Ini menunjukkan bahwa pemerintah terus mengandalkan utang untuk membiayai belanja negara, termasuk kebutuhan mendesak seperti pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dan program prioritas lainnya,” ujar Awalil Rizky dalam keterangannya, Senin (17/03/2025).

Realisasi pembiayaan utang pemerintah hingga akhir Februari 2025 mencapai Rp224,3 triliun, atau sekitar 28,9% dari target APBN 2025 yang sebesar Rp775,9 triliun. Angka ini mengalami kenaikan 21,59% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya mencapai Rp184,47 triliun.

“Jika melihat tren dalam beberapa tahun terakhir, realisasi pembiayaan utang dalam dua bulan pertama 2025 ini menjadi yang tertinggi,” jelas Awalil.

Sebagai perbandingan, pada Februari 2024, realisasi pembiayaan utang sebesar Rp184,47 triliun atau 28,5% dari target tahunan. Pada 2023, angkanya Rp186,89 triliun atau 26,8%, dan pada 2022 hanya Rp92,91 triliun atau 9,5% dari target tahunan.

Menurut Awalil, perbedaan besar antara pembiayaan utang dan defisit APBN menunjukkan bahwa sebagian besar dana utang digunakan untuk belanja negara dalam beberapa bulan ke depan.

Kebutuhan Belanja Meningkat, Utang Baru Diambil

Belanja negara pada Maret diperkirakan akan meningkat tajam, terutama untuk pembayaran THR Aparatur Sipil Negara (ASN) dan dukungan layanan publik daerah melalui Transfer ke Daerah (TKD), yang diperkirakan mencapai Rp57,1 triliun.

Selain itu, ada belanja bantuan sosial serta beberapa program prioritas baru seperti bantuan langsung tunai.

“Sebagian besar kebutuhan ini kemungkinan besar akan dibiayai dengan penarikan utang baru, karena pendapatan negara masih belum cukup untuk menutup seluruh kebutuhan belanja,” kata Awalil.

Pemerintah juga diperkirakan akan menarik utang tambahan untuk membayar utang jatuh tempo pada Maret dan April.

Proses ini dikenal sebagai revolving, di mana pemerintah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) baru untuk menggantikan SBN yang jatuh tempo.