Scroll untuk baca artikel
Blog

Wajah Terakhir – Puisi Eko Tunas

Redaksi
×

Wajah Terakhir – Puisi Eko Tunas

Sebarkan artikel ini

Wajah Terakhir

Raut hari tertatap cemas
Di ujung goda itu cermin
Atas rasa kopi dan rokok
Waktu dingin es berhenti
Bukan maksud ini cerita
Berakhir di batas tangan

Bisakah terpetik itu kata
Puisi tak lahir dari angan
Tapi perjalanan hulu hilir
Pertemuan pada gilirnya
Siapa pun akan percaya
Nasib jadi misteri gelap

Batang pohon itu isyarat
Daun gugur atas tingkap
Masih juga hati merapuh
Sebab jiwa tualang rasa
Bukan pikir mencari jiwa
Tapi semua jadi suratan

Semarang 7 Juni 2018

Tubuh Sajakmu

Akankah jiwa sajakmu sangsai
Seperti menyisir sungai ngarai
Dari hulu berliku sampai ke hilir
Gemericik guruh sunyimu lahir
Batu dasar bening hutan tepian
Derita panjang puisi kesunyian

Tingkir aku berakit terasing lara
Rindu kemana angin tenggara
Dinina para bajul tanah senyata
Sebab langit hitam seputih kata
Awan berarak birunya menagih
Nyanyian semak gemrisik sihir

Akan ke laut alir puisiku pasti
Tanah kemudian pasir tak mati
Bisakah berbaik segara gunung
Mengibas riwayat di tiap riung
Aku akan menjemput sang ajal
Sudah terpeluk cinta menerjal…

Semarang 28 Januari 2018