Barisan.co
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Senggang Gaya Hidup

Wangi Parfum dan Kenangan, Mengapa Keduanya Saling Terkait

:: Ananta Damarjati
4 Februari 2021
dalam Gaya Hidup
Wangi Parfum dan Kenangan, Mengapa Keduanya Saling Terkait

Ilustrasi: beautynesia.id

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Wangi parfum yang samar barangkali menjadi pengantar pada kegembiraan atau kesedihan, kenikmatan atau rasa sakit, melalui keterhubungan dengan pengalaman masa lampau. Dan tanggapan kita tentang itupun akan banyak bervariasi.

Kenapa hal demikian bisa terjadi? Upaya mencari jawaban atas pertanyaan tersebut sebetulnya sudah lama. Sekurang-kurangnya Hermann Ebbinghaus, sejak 1850-an, telah memulai penelitian sistematis tentang kasus ini.

Menariknya, memasuki awal abad ke-20, penjelasan fenomena ini justru banyak datang bukan dari diskursus akademik, melainkan di luar itu. Salah satunya dari novel-novel Marcel Proust.

Marcel Proust adalah penulis kebangsaan Perancis, tidak punya latar belakang akademisi, tapi sering membicarakan hubungan antara wewangian dengan ingatan-ingatan masa lampau dalam karyanya.

BACAJUGA

Perbedaan parfum eau de toilette dan eau de parfum

Apa Sih Bedanya Eau de Toilette dan Eau de Parfum?

8 Juni 2023
Leviora

Leviora dan The Body Tale Gelar Workshop Meracik Parfum Sendiri

6 Juni 2023

Karya Proust yang terbit antara 1913 dan 1927 sering meromantisasi indera penciuman dengan deskripsi yang nyaris lengkap.

Proust misalnya pernah menulis: “Ketika masa lampau berlalu, setelah orang-orang mati, setelah barang-barang pecah dan tersebar, hanya tersisa rasa dan bau saja: lebih rapuh tetapi lebih tahan lama, tak tampak, lebih gigih, lebih setia, tertinggal untuk waktu lama seperti jiwa yang mengingat, menunggu, terus berharap, di saat yang lainnya telah musnah; dan bertahan seteguh karang, dalam intisari yang kecil dan hampir tak bisa dipahami permenungan yang luas.”

Lantaran itulah, banyak kalangan peneliti kemudian menahbiskan Proust sebagai legitimasi akademis, dan mulai menyebut eponim ‘fenomena Proust’ untuk merujuk soal wewangian dan kenangan ini.

Dalam penjelasan neuroanatomi, melansir majalah Vogue, fenomena Proust terjadi ketika molekul bau melewati saluran hidung, di mana terdapat jutaan sensor penciuman yang disebut silia. Molekul mengikat neuron di bagian atas saluran hidung, dan kemudian mengirim pesan ke sistem limbik—pusat emosi, dan tempat ingatan terbentuk.

Fenomena Proust memang banyak dibicarakan atas kemampuannya secara insidentil membangkitkan ingatan tersembunyi. Beberapa literatur menyebut, hal ini terjadi karena ingatan penciuman cenderung datang lebih awal dalam kehidupan daripada ingatan lewat indera lain.

Seiring manusia tumbuh, dan seiring kumpulan ingatan tersimpan satu demi satu, bau mulai menjadi variabel mediasi yang terasosiasi dengan kumpulan ingatan tersebut.

Melansir medicalxpress, beberapa peneliti Universitas Utrecht di Belanda (Marcel van den Hout, Monique Smeets, dan Marieke Toffolo) menemukan bahwa, ketika orang melihat sebuah peristiwa penting, ingatannya akan lebih hidup jika di sekitar peristiwa tersebut terdapat bau yang dapat diasosiasikan.

Deskripsi tersebut merupakan hasil dari sebuah riset yang melibatkan 70 perempuan sebagai relawan penelitian. Metodenya, relawan disuruh menonton video singkat yang mengganggu nurani dan sulit dilupakan, misalnya video kecelakaan atau berita-berita Genosida di Rwanda.

Saat video diputar, tim peneliti menyeprotkan parfum cassis ke dalam ruangan untuk memberikan bau spesifik, menyalakan lampu dinding warna-warni, dan memutar musik lembut sebagai latar belakang.

Seminggu kemudian, tim peneliti mendatangi para relawan, mengekspose bau parfum cassis, lampu, dan musik kepada mereka secara bergantian. Para peneliti menemukan bahwa ketika mencium bau cassis dan melihat lampu warna-warni yang sama seperti saat menonton video seminggu lalu, para relawan mampu menggambarkan ingatan tentang hal-hal yang mereka saksikan di video jauh lebih jelas.

Peneliti juga menemukan bahwa musik tidak banyak merangsang ingatan relawan saat mereka menjawab pertanyaan.

Untuk sementara, tim peneliti menyebut eksperimen sederhana ini tampaknya mendukung tesis bahwa benar ada hubungan kuat antara ingatan dengan bau dan cahaya, meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut. []

Topik: lifestyleMarcel ProustParfum
Bagikan2Tweet1Send
Ananta Damarjati

Ananta Damarjati

Warga negara Indonesia, tinggal di Jakarta

POS LAINNYA

Elon Musk
Gaya Hidup

Elon Musk Lempar Wacana Twitter X Bakal Berbayar, Untuk Apa?

20 September 2023
Mengenal Fitur WhatsApp Channel, Cara Membuat dan Mencari Salurannya
Gaya Hidup

Mengenal Fitur WhatsApp Channel, Cara Membuat dan Mencari Salurannya

19 September 2023
Yuk Besti, Jualan di Live Shopping, Banyak yang Mau Beli, Lho!  Ini Datanya
Gaya Hidup

Yuk Besti, Jualan di Live Shopping, Banyak yang Mau Beli, Lho!  Ini Datanya

19 September 2023
Esports Trends 2023
Gaya Hidup

Mobile dan Casual Gamer Mendominasi Gaming and Esports Trends 2023

19 September 2023
nasihat bijak hari ini
Gaya Hidup

25 Nasihat Bijak Hari Ini dari Dale Carnegie, Meraih Kewibawaan dan Kekuasaan

15 September 2023
Wearable Gadget
Gaya Hidup

Penggunaan Wearable Gadget Meningkat, Berikut Tren 2023 dari Smartwatch hingga Smart Shoes

11 September 2023
Lainnya
Selanjutnya
Nadiem Hapus UN dan Ujian Kesetaraan sebagai Syarat Kelulusan, Ini Penggantinya

Nadiem Hapus UN dan Ujian Kesetaraan sebagai Syarat Kelulusan, Ini Penggantinya

Karena Pandemi, Kasus Kanker Malah Menurun?

Karena Pandemi, Kasus Kanker Malah Menurun?

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Al-Quran Cina
Berita

Xi Jinping Susun Al-Quran Versi Cina, Gabungkan Ajaran Islam dengan Konfusianisme

:: Ananta Damarjati
22 September 2023

Penulisan Al-Quran versi Cina menuai penolakan lantaran dinilai mengurangi keutuhan Islam. BARISAN.CO – Cina di bawah Presiden Xi Jinping berencana...

Selengkapnya
Karhutla

Kepala BNPB Soal Maraknya Karhutla: Jangan Sampai Kita Kirim Asap ke Negara Tetangga

22 September 2023
AdaKami

‘Kami Akan Tindak Tegas Jika Terbukti Ada Pelanggaran’, Respons OJK Setelah Viral Kasus Pinjol AdaKami

22 September 2023
Ingin Meningkatkan Penjualan? Berusahalah Fast Response

Masyarakat Indonesia Gemar Belanja di Tanggal Kembar, Ini Datanya

21 September 2023
kitab maulid

6 Kitab Maulid Paling Populer, Dibaca Menyambut Hari Kelahiran Nabi Muhammad

21 September 2023
Ganjar azan

Penuhi Unsur Politik Identitas, KPPP Gelar Demo Soal Ganjar Muncul di Tayangan Azan

21 September 2023
Menangkan Anies di Jateng, Sudirman Said Kumpulkan Relawan Pilgub Jateng 2018

Menangkan Anies di Jateng, Sudirman Said Kumpulkan Relawan Pilgub Jateng 2018

21 September 2023
Lainnya

SOROTAN

Apakah Keuntungan Itu
Opini

Apakah Keuntungan Itu?

:: Suroto
21 September 2023

Apakah Keuntungan Itu

Selengkapnya
Oligarki yang Menagih Hutang

Masa Lalu, Masa Depan, dan Oligarki yang Menagih Hutang

21 September 2023
Prabowo dan Ganjar Menunggu Godot?

Prabowo dan Ganjar Menunggu Godot?

20 September 2023
Berlomba Masuk Jurang

Berlomba Masuk Jurang

18 September 2023
Kereta Cepat, Kereta China dan Hari Kiamat

Kereta Cepat, Kereta China dan Hari Kiamat

18 September 2023
Melayu Sumbang Bahasa Persatuan, Kamu Sumbang Apa?

Melayu Sumbang Bahasa Persatuan, Kamu Sumbang Apa?

14 September 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang