“Dan didominasi terjadi pada Januari dan Februari,” ujar Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan.
Dodo memaparkanpada bulan Januari akhir umumnya diperkirakan curah hujan berada di kriteria menengah hingga tinggi (>50 mm/dasarian). Kecuali di sebagian pesisir timur Aceh, bagian timur Riau, sebagian kecil Sumatera Barat, pesir timur Jambi dan Sumatera Selatan, bagian barat Kalimantam Barat, sebagian Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tengah bagian Timur, dan sebagian pulau Seram (Maluku).
Untuk prakiraan curah hujan pada bulan Februari sampai April 2021 pada umumnya berada di kategori menengah – tinggi. Curah hujan tinggi (>300 mm/bulan) terjadi di bagian barat Sumatera, sebagian besar Jawa, sebagian Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), bagian tengah-utara Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Sedangkan pada bulan Mei sampai Juli 2021 curah hujan umumnya berada pada kategori rendah – menengah. Dengan curah hujan tinggi (>300 mm/bulan) dan berpeluang besar terjadi di bagian utara Kalimantan, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku, Papua Barat bagian utara, dan Papua bagian tengah.
Musim penghujan ini akan berpotensi banjir. Kira-kira di akhir Januari sampai awal Februari dengan skala menengah. “Untuk kategori tinggi di Kabupaten Rote Ndao di NTT … Fenomena ekstrem ini tidak lepas kaitannya dengan perubahan iklim dalam jangka panjang,” ungkap Dodo.
Untuk itu ia sangat mengimbau masyarakat untuk waspada. Khusus di sekitaran Jabodetabek. diprakiraan pula curah hujan di Jabodetabek pada awal Februari hingga di minggu ketiga Februari berada pada kategori menengah (50-150 mm/dasarian). Bahkan jika diamati makin ke sini kota Jakarta nilai ekstremnya cenderung semakin tinggi dan lebih sering.
“Dampak terhadap bencana hidrometeorologinya tetap harus diwaspadai, karena curah hujan bukan faktor tunggal melainkan ada faktor-faktor yang lain yang turut memperburuk kondisi dari permukaannya,” tambah Dodo.
Deputi Meteorologi Gusnawan menambahkan bibit siklon tropis 93S terpantau di Samudera Hindia sebelah barat daya Lampung dengan kecepatan angin di pusat 35 knot dari arah selatan. Selain itu, daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) lainnya terpantau memanjang. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi.
“Adanya perlambatan angin pada tanggal 23 Januari 2021 kemarin, tepatnya di atas pulau Manado sehingga terjadi hujan yang cukup signifikan,” kata Gusnawan. []