Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang bersifat akut.
BARISAN.CO – Intensitas hujan yang tinggi akhir akhir ini banyak menyebabkan kelumpuhan aktivitas warga. Betapa tidak, sungai yang tidak lagi mampu menampung debit air menyebabkan luapan air secara bersamaan, akibatnya banjir terjadi di mana mana.
Belum lagi hujan yang masih sering turun menyebabkan waktu surut banjir semakin lama. Pada titik yang belum mendapat penanggulangan dari pemerintah seperti kolam retensi dan pompa air cenderung semakin lama wilayahnya terendam banjir.
Material air luapan dari sungan dan jalanan ini yang justru menjadi perhatian khusus, bukan hanya mengganggu aktivitas keseharian namun menimbulkan potensi bibit penyakit. Menurut laman Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes RI) disebutkan salah satunya Leptospirosis, adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang bersifat akut.
Bakteri ini diketahui berasal dari kotoran tikus. Penularan penyakit ini dapat terjadi saat seseorang yang memiliki luka terbuka kemudian terkena air yang mengandung bakteri Leptospira. Untuk itu, disarankan bagi Anda yang memiliki luka agar tidak beraktivitas di sekitar genangan air setelah banjir.
Kontaminasi ini dapat menimbulkan berbagai gejala, mulai dari demam tinggi, sakit kepala, muntah, nyeri otot, hingga diare. Jika tidak diobati, leptospirosis dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti gagal ginjal atau hati, meningitis, gagal bernapas, bahkan kematian.
6 Penyakit Kala Banjir Lainnya
Lantas apa saja selain leptospirosis? Berikut 6 jenis penyakit lainnya yang sering ditemui kala musim banjir tiba;
1. Penyakit kulit
Air banjir telah terkontaminasi dengan berbagai kuman dan bakteri. Saat daya tahan tubuh menurun, seseorang bisa dengan mudahnya terserang penyakit kulit setelah berkontak langsung dengan bakteri pada air.
2. Demam tifoid atau tipes
Demam tifoid atau tipes dapat ditularkan melalui makanan yang telah terkontaminasi bakteri Salmonella typhi. Setelah banjir, berbagai tempat atau wadah makanan pun berisiko terpapar bakteri ini. Kemudian, bakteri menyebar ke makanan serta minuman, maka mengonsumsi keduanya akan menyebabkan penyakit tipes.
3. Diare
Masalah pencernaan seperti diare sering kali dialami oleh korban banjir. Sebab, air yang biasa dikonsumsi menjadi tercemar dan menyebabkan banyak orang yang meminumnya terkena diare.
4. Demam berdarah
Di musim hujan, kasus demam berdarah pun meningkat setiap tahunnya. Penyakit demam berdarah berasal dari nyamuk Aedes aegypti yang biasa hidup di genangan air. Artinya, ketika banjir, nyamuk akan dengan mudah berkembang biak dan menyebabkan banyak orang terkena DBD.
5. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
Penyakit menular setelah banjir juga menyerang saluran pernapasan, salah satunya adalah ISPA. Penyakit tersebut disebabkan karena infeksi dari bakteri, virus, maupun mikroba lainnya yang mungkin telah mencemari air. Smenetara, gejala umum ISPA meliputi demam, sesak napas, batuk, hingga nyeri dada.
6. Hepatitis A
Penyakit menular selanjutnya yang disebabkan banjir adalah hepatitis A. Penyakit hepatitis A merupakan infeksi virus pada organ hati yang menyebabkan peradangan hingga mengganggu fungsi hati. Selain itu, virus penyebab hepatitis A dapat menyebar melalui tinja yang mencemari makanan, minuman, maupun benda di sekitar.
Di sisi lain, dampak banjir tidak hanya berimbas pada penyakit menular fisik, tetapi dapat pula mengganggu kesehatan mental seseorang. Dilansir dari laman National Health Portal, seseorang yang terkena bencana banjir mungkin akan merasa cemas, pola tidur tidak teratur atau terus mengalami mimpi buruk, bahkan menarik diri dari lingkungannya. Pertolongan pertama dari kondisi ini adalah memberikan pendampingan yang tepat untuk mereka.