Scroll untuk baca artikel
Blog

Waspadai Utang Luar Negeri BUMN

Redaksi
×

Waspadai Utang Luar Negeri BUMN

Sebarkan artikel ini

Namun, kewaspadaan otoritas ekonomi atas dinamika ULN tetap diperlukan mengingat pandemi covid-19 yang masih melanda dunia. Sebelum pandemi pun, kondisi ekonomi dan keuangan global sebenarnya makin dicirikan oleh ketidakpastian. Padahal, perekonomian Indonesia termasuk yang rentan atas guncangan eksternal. Dari pengalaman terdahulu, dinamika ULN swasta merupakan salah satu faktor yang meningkatkan risiko perekonomian nasional.

Salah satu sumber risiko ULN swasta adalah porsi jangka pendeknya yang cukup signifikan. Jauh lebih besar dari ULN Pemerintah. Dan yang disebut berjangka panjang pun pada umumnya tidak bertenor selama ULN Pemerintah. Sayangnya, tak tersedia data lebih rinci bagi publik dari Bank Indonesia. Data hanya membagi berjangka waktu kurang dari setahun, serta setahun atau lebih.

ULN swasta berjangka pendek (kurang dari sama dengan setahun) menurut waktu asal kini memiliki porsi sekitar 21,16%. Namun dilihat dari jangka waktu sisa pelunasan, telah mencapai 24,16%. Hampir seperempat dari ULN swasta mesti dilunasi kurang dari setahun ke depan, terhitung dari akhir Oktober 2020.

Porsi ini memang cenderung stabil selama beberapa tahun terakhir. Bahkan, cenderung sedikit turun pada tahun 2018-2020. Namun, porsi lebih dari seperempat utang itu cukup memberatkan dalam kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian. Salah satunya berupa volatilitas kurs rupiah yang cukup tinggi, dengan kemungkinan pelemahan yang cukup besar. Sementara itu, sebagian cukup besar dari pihak swasta yang memiliki ULN tersebut memiliki pendapatan berupa rupiah.

Salah satu kondisi ULN swasta yang perlu diwaspadai risikonya oleh otoritas adalah ULN BUMN yang telah mencapai US$58,91 miliar. Pertumbuhannya terbilang sangat cepat selama 3 tahun terakhir, jauh melampaui laju ULN swasta yang nonBUMN.

Porsi ULN BUMN dalam keseluruhan ULN swasta cenderung meningkat. Dari hanya 6,51% pada akhir tahun 2007 menjadi 18,77% pada akhir 2014. Peningkatan porsi masih cenderung berlangsung pada tahun-tahun berikutnya, hingga mencapai 27,95% pada Oktober 2020.

Dari statistik ULN (SULNI) yang dipublikasi oleh Bank Indonesia tiap bulan, ULN BUMN dapat dikelompokkan menjadi tiga. Kelompok BUMN Bank mencatat ULN sebesar US$8,92 miliar. BUMN Lembaga Keuangan yang bukan bank sebesar US$3,97 miliar. BUMN yang bukan Lembaga keuangan sebesar US$46,02 miliar.

Utang Luar Negeri BUMN

Porsi kelompok BUMN yang bukan Lembaga keuangan telah mencapai 78,11% dari total ULN BUMN. Selama tiga tahun terakhir, pertumbuhannya memang lebih cepat sehingga porsinya pun meningkat. Termasuk dalam kelompok ini adalah yang bisnis utamanya di bidang infrastruktur dan bidang energi.