Scroll untuk baca artikel
Blog

[Wawancara] Sosiolog Yusdi Usman: Kembalikan Fungsi Kontrol Lembaga Legislatif

Redaksi
×

[Wawancara] Sosiolog Yusdi Usman: Kembalikan Fungsi Kontrol Lembaga Legislatif

Sebarkan artikel ini

Berbeda dengan gerakan protes di Hongkong terhadap kebijakan China daratan, di mana gerakan ini berlangsung dalam waktu berminggu-minggu yang melumpuhkan ekonomi dan transportasi Hongkong.

Kondisi ini akan membuat pemerintah tetap tutup mata-tutup telinga terhadap kritik dan terus berjalan dengan rencana UU Cipta Kerja tersebut.

Red: Pada perubahan sosial 1998, meski Soeharto sedang kuat-kuatnya, tapi akhirnya parlemen dapat dikuasai, ketua DPR/MPR Harmoko malah meminta Soeharto mundur. Bagaimana anda melihat situasi saat ini dalam konteks potensi perubahan? Sejauh mana faktor melemahnya perekonomian?

Kondisi 98 agak berbeda dengan saat ini. Bagaimanapun, Orde Baru mempunyai dosa politik yang sangat besar, baik dalam bentuk otoritarianismenya maupun pelanggaran HAM yang tidak bisa dimaafkan, sehingga kondisi ini bisa dikonsolidasikan oleh kekuatan masyarakat sipil untuk membangun kesadaran rakyat dalam melakukan perubahan, meskipun rezim Orba sedang kuat-kuatnya saat itu.

Namun harus diakui, secara ekonomi, rezim Orba cenderung mampu membawa perbaikan.

Di sisi lain, krisis multidimensi pada 1998 membawa dampak sangat signifikan pada kehidupan rakyat: inflasi sangat tinggi, kelaparan terjadi di banyak tempat, pengangguran sangat tinggi, dan sebagainya, sehingga “batas toleransi” rakyat terhadap kondisi Orba sudah pada titik puncak.

Berbeda dengan Orba, kondisi krisis dan kekecewaan rakyat saat ini belum sampai pada taraf “sudah pada titik puncak”, sehingga gerakan sosial mahasiswa bisa menyatu dengan rakyat untuk mendorong perubahan dan berakhir dengan jatuhnya rezim Orba.

Kondisi saat ini agak berbeda. Batas torelansi rakyat terhadap kinerja pemerintah masih bisa diterima, sehingga perubahan fundamendal seperti didorong oleh sebagian orang tidak mudah terjadi.

Saya melihat kondisi kita dari sisi prosedur demokrasi, di mana secara prosedural kita sudah berada pada kondisi yang masih sesuai (on the track): proses rotasi elite dilakukan setiap lima tahun sekali.

Karena itu, dugaan saya, ketidakpuasan terhadap pemerintah saat ini akan memuncak dalam politik elektoral pada 2024.

Berbeda dengan era Orba dimana tidak ada kepastian kapan pergantian rezim akan terjadi. Karena batas waktu terhadap rotasi elit sudah jelas, maka rakyat masih bisa berharap akan terjadinya perubahan dengan mengikuti prosedur demokrasi ini. (Pso)