“Teleworking telah menjadi norma di banyak industri, sering kali mengaburkan batasan antara rumah dan pekerjaan. Selain itu, banyak bisnis yang terpaksa mengurangi atau menghentikan operasional untuk menghemat uang, dan orang-orang akhirnya bekerja lebih lama,” tutur Tedros.
Tedros juga menambahkan tidak ada pekerjaan yang sebanding dengan risiko penyakit jantung dan stroke.
“Pemerintah, pengusaha, dan pekerja perlu bekerja sama untuk menyetujui batasan untuk melindungi kesehatan pekerja,” tambah Tedros.
Para ahli mengatakan jam kerja yang panjang tidak hanya memberi tekanan berlebih pada tubuh, tetapi juga menyebabkan perilaku tidak sehat seperti makan berlebihan, merokok, minum alkohol, dan kurang tidur.
Disebutkan juga, orang-orang yang bekerja lembur lebih memungkinkan menderita obesitas, tekanan darah tinggi dan diabetes. Ketiga kondisi tersebut secara dramatis menjadi pemicu risiko penyakit jantung dan stroke.
Berapa Jam Kerja Ideal Per Minggu?
Pakar manajemen waktu, Laura Vanderkan menyebut untuk mengusahakan bekerja 7,6 jam sehari atau 38 jam per minggu.
Tiga puluh delapan jam seminggu persis dengan jumlah jam kerja di Denmark, negara yang konsisten menjadi negara paling bahagia di dunia. Denmark masuk ke jajaran 3 besar paling bahagia dalam World Happiness Report selama sembilan tahun terakhir. Negara-negara Skandinavia juga menikmati keseimbangan kehidupan kerja yang serupa dan peringkat kebahagiaan yang sama.
Sedangkan pakar kebahagiaan Dan Buettner yang meneliti lebih dari 20 juta orang di seluruh dunia melalui Gallup-Share Care Well-Being Index, menemukan bahwa, negara-negara dengan indeks kebahagiaan yang baik cenderung menyarankan bekerja paruh waktu antara 30-35 jam per minggu.
“Ambil cuti liburan enam minggu per tahun yang merupakan jumlah optimal kebahagiaan. Jika tidak memungkinkan, Anda harus menggunakan semua waktu liburan yang telah dialokasikan dan terus bernegosiasi hingga mendapatkan enam minggu,” kata Buettner.
Namun sayangnya, tidak semua negara dapat bekerja seperti yang disarankan Buettner termasuk soal waktu liburan.
Buettner menyarankan jika ingin mencapai perpaduan sempurna antara produktivitas, kebahagiaan, dan kemakmuran waktu, paling realistis ialah bekerja di bawah 40 jam per minggu. Penelitian itu juga menunjukkan, dengan memangkas satu atau dua jam dari standar kerja 40 jam per minggu, akan ada manfaat yang sangat besar baik di tempat kerja maupun rumah.
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa waktu bekerja ideal ialah 38 jam per minggu. Sayangnya, hanya 10 persen pekerja yang dapat mendapatkan waktu bekerja ideal tersebut. [dmr]