Scroll untuk baca artikel
Terkini

Yang Perlu Diurai dari Jalinan Terorisme & Perempuan

Redaksi
×

Yang Perlu Diurai dari Jalinan Terorisme & Perempuan

Sebarkan artikel ini
  1. Ada kepercayaan kuat bahwa kelompok teroris mewakili Islam yang sebenarnya dan berupaya membantu membangun khilafahnya.
  2. Marah atas geopolitik, diskriminasi, marginalisasi, serta trauma sekunder dan percaya jika kelompok tersebut dapat mengatasi masalah dan membuat dunia menjadi lebih baik. Kemarahan itu terkadang dipicu pula keinginan membalas dendam atas kematian, bahaya, penangkapan, penyiksaan atau keluhan lainnya.
  3. Berusaha memiliki saudara, mencari perlindungan dan persekutuan kelompok, persaudaraan serta cinta.
  4. Menjadi ‘seseorang’. Saat bergabung dalam kelompok, perempuan tak jarang mencari jati dirinya berupa makna, tujuan, maupun misi hidup dan identitas yang positif.
  5. Jiwa petualang yang mencari kesenangan, romansa, pertualangan, seksual, dan sebagainya mengikuti aplikasi kencan milik ISIS yaitu jihotties.
  6. Suasana romantisme yang membuat seorang perempuan pada akhirnya terjebak dan mengikuti kata hatinya untuk bergabung dalam kelompok.
  7. Perempuan yang penurut mengikuti perintah suami, saudara laki-lakinya, atau ayahnya untuk ikut ke jalur ektremisme kekerasan. Sebagian mereka juga dipaksa karena pemerasan, pemerkosaan, ketergantungan ekonomi, dan lain-lain.
  8. Melarikan diri dari masalah hidup dan berharap mereka akan mendapatkan kemerdekaan dari penindasan yang dihadapi dengan tergabung dalam kelompok ekstrimis.
  9. Alasan yang paling ekstrim ialah menebus dosa dengan menjadi martir. Pikiran tersebut bahkan sering kali dianggap sebagai pilihan terbaik.
  10. Tipe penjahat gangsta yang pindah agama, yang melanjutkan kehidupan kriminalnya di dalam agama barunya. Tak jarang, para perempuan tersebut menjadi pemimpin kriminal.

Ketika keterlibatan perempuan sudah demikian serius, agaknya diperlukan road map yang jelas dalam hal deradikalisasi.

Sebuah publikasi European Center For Security Studies George C. Marshall berjudul Terorism: Two Faces of Women yang ditulis oleh Lea-Grace B. Salcedo, memberikan rekomendasi mencegah perekekrutan perempuan dalam kelompok teroris.

Ada enam poin penting terkait itu. Pertama, perlu ada rancang strategi yang menampilkan wanita suskses di sektor keamanan. Kedua, melembagakan peran perempuan dalam strategi kontra-terorisme lewat pelatihan maupun mentoring. Ketiga, menyediakan program rehabilitasi bagi perempuan korban terorisme.

Keempat, perlu pelibatan perempuan di dalam program negara untuk mempromosikan patriotisme. Kelima, meningkatkan kesempatan pendidikan bagi perempuan. Keenam, memperkuat peran keluarga beserta pemimpin agama. []