BARISAN.CO – Pencemaran yang disebabkan sampah plastik yang banyak mengancam kelestarian lingkungan menjadi salah satu isu sentral masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Tidak hanya di darat, sampah plastik juga mencemarkan laut dunia.
Beberapa sumber menyatakan, 80% sampah laut berasal dari aktivitas di daratan, karena seluruh sampah daratan berakhir ke laut. Sampah utama lautan saat ini berupa sampah plastik, yang membutuhkan waktu sangat lama bahkan hingga ratusan tahun untuk terurai.
Terlebih di masa pandemi saat ini, setiap orang diwajibkan untuk menggunakan masker kesehatan sekali pakai. Namun, jika tidak dibuang dengan benar, masker bekas pakai tersebut selain berpotensi menyebarkan virus Covid-19, juga mengancam memperburuk langsung dan jangka panjang sampah plastik terhadap kehidupan di lautan. Karena tak sedikit masker yang terbuat dari bahan plastik, seperti polipropilen dan poliuretan dan serat sintetis lainnya dapat memakan waktu berabad-abad untuk bisa terurai di lingkungan.
Pemerhati lingkungan, Khusnul Khotimah mengungkapkan, seluruh sampah tersebut tidak hanya berbahaya bagi manusia, tetapi juga berbahaya bagi kesehatan ekosistem yang ada di laut. Alhasil, ikan-ikan kecil dan plakton yang telah tercemar dimakan oleh ikan besar dan ikan tersebut ditangkap untuk dikonsumsi manusia.
“Untuk mengatasi pencemaran laut yang efektif selain penanganan sampah dilaut adalah dengan mengontrol aktivitas di daratan, termasuk mengurangi sampah-sampah plastik rumah tangga,” kata Khusnul Khotimah kepada tim Barisan.co, Jumat (15/08/2021).
3R adalah prinsip penting dalam penanganan sampah plastik yakni Reduce atau pengurangan sampah dengan meminimalkan penggunaan bahan plastik sekali pakai, Reuse yang berarti pemanfaatan kembali barang yang masih bisa dipakai misalnya, kita menggunakan kembali bekas botol kemasan air minum sebagai pot tanaman.
Serta Recycle yang berarti ‘mendaur ulang’ berbagai produk bekas agar bisa menjadi produk baru. Sedangkan penanganan untuk sampah masker adalah dengan memilah serta memastikan sampah masker tersebut dibuang pada tempat sampah kering.
Lalu, selanjutnya akan dikelola oleh petugas pengolah sampah serta memastikan sampah medis tersebut tidak berceceran hingga menuju sungai dan berakhir dilaut. Dalam penanganan sampah diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, dunia usaha, hingga masyarakat.
“Peran keluarga tentunya sangat penting dalam penanganan sampah yang berakhir di laut, oleh karenanya mengontrol sampah bisa dimulai dari rumah masing-masing sebagai kunci awal penanganan sampah,” tutupnya. [rif]