Intelektual Muslim modern tak bisa dilepaskan dari jejak pemikiran dan 14 karya Muhammad Abduh yang mengguncang dunia Islam.
BARISAN.CO – Siapa Muhammad Abduh? Pertanyaan ini sering muncul dalam pencarian seputar tokoh pembaharu Islam modern. Muhammad Abduh adalah seorang ulama, pemikir, dan mufti Mesir yang dikenal luas karena kontribusinya dalam mengembangkan pemikiran Islam modern melalui pendekatan rasional dan progresif. Karya Muhammad Abduh tak hanya mencerminkan semangat pembaruan, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam sejarah pemikiran Islam kontemporer.
Lahir tahun 1849 di Mahallat al-Nasr, Mesir, dan wafat pada 11 Juli 1905, Abduh meninggalkan warisan berupa gagasan, tafsir, serta tulisan-tulisan monumental yang hingga kini masih dipelajari.
Profil Singkat Muhammad Abduh
Muhammad Abduh tumbuh di lingkungan petani, jauh dari dunia pendidikan formal, tetapi memiliki semangat belajar yang tinggi. Pada usia 12 tahun, ia telah menghafal Al-Qur’an 30 juz. Ia kemudian melanjutkan studi di Masjid Thantha dan akhirnya masuk Universitas al-Azhar pada 1866.
Meskipun kecewa terhadap metode pengajaran yang hanya mementingkan hafalan tanpa pemahaman, ia tetap menimba ilmu dan mengembangkan pemikiran kritisnya.
Puncak perkembangan intelektual Abduh terjadi saat bertemu dengan Jamaluddin al-Afghani pada tahun 1872.
Al-Afghani memengaruhi cara pandang Abduh terhadap isu sosial, politik, dan agama. Dari sinilah semangat reformasi dan pembaruan dalam pemikiran Islam mulai berkembang pesat dalam diri Abduh.
Daftar Karya Muhammad Abduh
Menurut berbagai sumber, termasuk karya tulis akademik tentang pemikiran dan pengaruh Muhammad Abduh, berikut adalah 14 karya penting yang ditinggalkannya:
- Tafsir Juz ‘Amma, yang ditulisnya sebagai pegangan bagi para guru-guru di Maroko.
- Tafsir QS. al-Ashar. Karya ini semula adalah materi kuliah ataupun materi pengajian yang disampaikannya di hadapan beberapa orang ulama dan tokoh masyarakat di al-Jazair.
- Tafsir QS. al-Nisa’ 77 dan 87, QS. al-Hajj 52-54 dan QS. al-Ahzab 57. Karya ini disusun sebagai bantahan terhadap tanggapan-tanggapan negatif tentang Islam oleh kalangan Non Muslim.
- Tafsir al-Qur’an yang dimulai dari QS. al-Fatihah sampai dengan QS. al- Nisa’129 yang disampaikannya di Masjid kampus al-Azhar Kairo. Karya ini di mulai sejak bulan muharram 1317 H sampai 1332 H. Lantas tidak semuanya ditulis oleh Abduh sendiri, melainkan juga dibantu oleh muridnya Sayyid Muhammad Rasyid Ridha. Meskipun demikian, apapun yang dituliskan oleh muridnya ternyata telah malalui koreksi. Di samping adanya penambahan dan pengurangan di hadapan Abduh sebelum ditakdirkan dalam Majallah “al-Manar”, yang kemudian hari karya tersebut dikenal dengan nama “Tafsir al-Manar”.
- Risalah al-Waridah (Kairo, 1874) : menyangkut bidang ekonomi dan politik.
- Hasyiyah ‘ala Dawani li al-‘Aqaid al-‘Adudiyah (Kairo, 1876) : menyangkut tasawuf dan mistik.
- Syarah Nahj al-Balaghah (Beirut, 1885) : sebuah uraian mengenai karangan sayyidina Ali, khalifah keempat.
- Al-Radd ‘ala al-Dahriyyin (Beirut, 1886) : sebuah salinan dari Jamaluddin al- Afghani untuk menyerang materialisme historis.
- Syarah Maqamat Badi’ al-Zaman al-Hamdani (Beirut, 1889).
- Syarah Kitab al-Basyir al-Nasriyyah fi ‘ilmi al-Mantiq (Kairo, 1898)
- Taqrir fi Islah al-Mahakim al-Syari’ah(Kairo, 1900)
- Al-Islam wa al-Nasriyyah ma’a al-Ilmi wa al-Madaniyyah (Kairo, 1902)
- Risalah al-Tauhid, tahun 1969.
- Tafsir Juz ‘Amma dan Surah al-‘Asr.
Karya-karya tersebut menunjukkan cakupan pemikiran Abduh yang luas, dari tauhid, tafsir, filsafat, politik, hingga hukum Islam dan pendidikan.
Gagasan Utama dalam Karya Muhammad Abduh
Beberapa ide penting yang menjadi ciri khas dalam karya-karya Muhammad Abduh antara lain:
- Penggunaan akal dalam memahami agama: Ia menekankan bahwa akal adalah karunia Allah yang harus digunakan dalam menafsirkan ajaran agama.
- Pentingnya pendidikan: Abduh melihat bahwa pendidikan yang berkualitas adalah kunci kebangkitan umat Islam. Ia mengkritik sistem pendidikan tradisional yang hanya menekankan hafalan tanpa pemahaman.
- Penolakan terhadap taklid: Menurutnya, umat Islam harus membuka pintu ijtihad dan meninggalkan kebiasaan mengikuti pendapat ulama masa lalu tanpa telaah kritis.
- Reformasi sosial dan hukum Islam: Ia percaya bahwa hukum Islam bersifat dinamis dan dapat dikontekstualisasikan sesuai kebutuhan zaman.
Tiga Karya Muhammad Abduh yang Paling Mempengaruhi Dunia Islam
- Risalah al-Tauhid
Buku ini membahas konsep tauhid secara rasional. Muhammad Abduh menekankan pentingnya berpikir logis dalam memahami ketuhanan. Ia mengajak umat Islam agar tidak menerima doktrin secara membabi buta, tetapi mengkaji dengan pendekatan intelektual. Risalah al-Tauhid menjadi simbol perlawanan terhadap taklid dan simbol pembaruan dalam teologi Islam. - Tafsir al-Manar
Meski tidak sepenuhnya ditulis olehnya, tafsir ini mencerminkan pemikiran Abduh yang disusun muridnya, Rasyid Ridha. Tafsir al-Manar menghadirkan tafsir Al-Qur’an yang kontekstual, progresif, dan sangat relevan dengan permasalahan sosial umat. Karya ini menyumbang besar dalam pemikiran tafsir modern yang menjembatani teks dan realitas. - Majalah al-Urwah al-Wutsqa
Diterbitkan bersama Jamaluddin al-Afghani di Paris, majalah ini menyuarakan anti-kolonialisme, pan-Islamisme, dan pentingnya pembaruan pendidikan. Majalah ini menjadi medium pemikiran Islam reformis yang menyebar hingga Asia Tenggara dan menginspirasi banyak tokoh pembaru seperti KH Ahmad Dahlan dan HOS Cokroaminoto.
Pengaruh Karya Muhammad Abduh di Dunia Islam
Karya Muhammad Abduh sangat berpengaruh, tidak hanya di Mesir tetapi juga di wilayah-wilayah Islam lainnya.
Di Indonesia, pemikiran Abduh menjadi salah satu dasar berdirinya gerakan pembaruan Islam seperti Muhammadiyah dan Persis.
Gagasannya tentang pendidikan, akal, dan pembaruan hukum Islam banyak diadopsi oleh tokoh-tokoh pembaruan di Nusantara.
Pengaruh pemikirannya terus dirasakan hingga kini, terutama dalam wacana Islam progresif yang mengedepankan nalar, keadilan sosial, dan inklusivitas.
Kesimpulan
Karya Muhammad Abduh bukan hanya kumpulan tulisan biasa, melainkan warisan pemikiran yang mendorong transformasi besar dalam dunia Islam.