Segala apa yang ada di sekitar kita ada tanda-tanda bagi orang yang berpikir. Kita bisa saja memikirkan batu, daun kering, rumput maupun angin yang berhembus. Namun apakah kita pernah memikirkan dan bahkan meneladani empat sifat Nabi Muhammad Saw.
Jika ia adalah Rasulullah yang diutus untuk menjadi suri teladan. Tentunya teladan tersebut seperti sikap dan perilaku beliau. Sikap inilah yang menjadi dasar sifat dan akhlak yang mulia pada diri Rasulullah.
Marilah kita ambil nafas dan menghembuskannya. Bahwa kita seakan-akan menemukan kehidupan baru untuk memiliki sifat dan akhlak yang mulia yang ada pada diri Rasulullah.
1. Shidiq
Shidiq memiliki arti berkata benar. Apakah mulut kita sudah dijaga atau perbuatan berjalan sesuai dengan ucapan. Coba katakan, apakah mulut dan lidah yang tidak bertulang itu seiring mengucapkan kebohongan.
Jika kita sudah mulai berani sedikit saja untuk berbohong, apakah kita sudah pantas Rasul menjadi teladan. Kata-kata yang sering kita lontarkan terlalu manis, sehingga terkadang menipu dan mengelabui orang untuk berbuat curang dengan kebohongan.
“Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya” (QS. An-Najm: 4 – 5)
Lihatlah apa yang di ucapkan Nabi selalu sesuai dengan wahyu, jika Muhammad selalu dibimbing Allah Swt langsung lewat Firmanya. Sepantasnya al-Qur’an menjadi pembimbing. Al-Qur’an menjadi warisan berharga bagi umatnya. Maka kita berhak mendapatkan warisan tersebut dan menjaganya.
Alangkah bodohnya kita jika warisan yang selalu terjaga sepanjang zaman tidak dipergunakan, yang kita ingat hanya warisan harta. Warisan harta menjadi rebutan dan bahkan gara-gara warisan bisa saling bertengkar. Kitab suci al-Qur’an itu kita amalkan.
2. Amanah
Sifat Nabi Muammad yakni dapat di percaya. Apakah kita orang yang dapat dipercaya, jika tidak alangkah nasib buruk menimpa. Sebab segala urusan selalu diserahkan kepada orang yang dapat dipercaya atau dapat memegang amanah.
Sifat inilah yang menjadikan diri Rasulullah mendapatkan gelar “al-Amin” yang berarti terpercaya. Apakah segala urusan dan tanggung jawab kita sudah dikerjakan sebagaimana mestinya atau amanah itu menjadi beban bagi kita.
Sesungguhnya segala amanah yang dititipkan kepada kita sesuai dengan kadar kapasitas atau kemampuan.
“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu.” (QS. Al A’raaf: 68)
3. Tabligh
Artinya menyampaikan. Muhammad Saw merupakan sosok pemberi kabar gembira kepada seluruh alam semesta. Begitu juga kita merupakan pewaris para nabi yang memiliki kewajiban untuk menyampaikan risalah kebenaran dan keadilan.
Jadi kita memiliki tanggung jawab menyisihkan waktu untuk menyampaikan risalah Rasul. Waktu yang kita miliki sekarang ini untuk siapa? keluarga, pekerjaan atau hanya foya-foya saja.
Jangan sampai kita bernasib malang, Manfaatkan waktu untuk melakukan pengabdian. Menyampaikan risalah kebaikan dan kebenaran dan menebarkan rasa cinta kepada alam semesta:
“Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.” (QS. Al-Jin: 28)
4. Fathonah
Yakni cerdas. Nabi Muhammad Saw adalah sosok manusia luar biasa yang memiliki kecerdasan di luar batas kemampuan kita. Jika ada anggapan bahwa nabi adalah orang yang ummi atau tidak bisa baca tulis, itu hanya kecerdasan intelektual saja.
Namun sungguh kecerdasan yang luar biasa pada emosional dan spiritual kita. Kehidupan ini kita belajar dari TK sampai perguruan tinggi. Belum lagi mengikuti les privat, bimbingan belajar maupun pelatihan lainnya.