Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

5 Mitos Tentang Operasi Caesar dan Faktanya

Redaksi
×

5 Mitos Tentang Operasi Caesar dan Faktanya

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – World Health Organization (WHO) pada Juni lalu merilis hasil penelitiannya yang menyebut secara global operasi caesar terus mengalami peningkatan. Saat ini, sekitar 1 dari 5 (21 persen) dari persalinan menggunakan operasi caesar. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat dan pada tahun 2030 kemungkinan 29 persen dari semua kelahiran akan terjadi melalui operasi caesar.

Operasi caesar dilakukan saat persalinan terhambat, janin dalam posisi mengkhawatirkan, atau karena bayi berada dalam posisi abnormal. Namun yang perlu diperhatikan, operasi Caesar juga berisiko terhadap potensi pendarahan berat atau infeksi, waktu pemulihan yang lebih lambat, adanya keterlambatan dalam memberikan ASI, serta kemungkinan komplikasi pada kehamilan berikutnya.

Beberapa perempuan memang tidak dapat melahirkan secara normal sehingga operasi caesar menjadi pilihan terbaik baginya. Meski demikian, hingga hari ini, masih banyak mitos yang berkembang di tengah masyarakat yang masih dipercaya hingga hari ini tentang operasi caesar, antara lain:

1. Operasi Caesar lebih mudah dibanding dengan persalinan normal.

Faktanya, proses pemulihan pasca operasi caesar lebih lama. Seseorang menjalani operasi memiliki risiko yang dihadapi. Perut yang disayat saat operasi tentu harus lebih berhati-hati agar tidak kembali robek pasca operasi. Namun begitu, perempuan yang menjalani proses tersebut mengalami intimidasi karena dianggap bukan perempuan seutuhnya, meski nyawa mereka mungkin saja melayang di meja operasi.

2. Dokter mencari keuntungan dengan jalur operasi caesar.

Dokter memiliki tugas untuk menjaga keselamatan Ibu dan bayinya. Setelah melihat berbagai kemungkinan sulitnya bagi Ibu untuk melahirkan secara normal, maka dokter akan memberikan opsi caesar.

3. Tidak masalah beberapa kali operasi caesar.

Secara umum, setelah tiga hingga empat kali menjalani operasi caesar berisiko mengalami plasenta akreta yaitu kondisi serius yang terjadi ketika pembuluh darah dan bagian lain dari plasenta tumbuh melalui bekas luka operasi caesar di posisi sebelumnya dan struktur di dekatnya. Biasanyasaat itu terjadi, diperlukan hisektomi pada saat melahirkan serta tranfusi darah akibat pendarahan.

4. Bukan melahirkan jika lewat jalur operasi caesar.

Saat bayi lahir dari rahim itu merupakan proses melahirkan. Tidak semua orang memikirkan betapa kerasnya perjuangan menjadi Ibu saat calon buah hatinya masih di dalam kandungan agar tetap sehat dan selamanya setelah melahirkan. Hampir tidak ada satu pun Ibu yang menginginkan operasi caesar, namun melihat kemungkinan terburuk terutama setelah berjam-jam mengalami kontraksi dan air ketuban pecah, namun bayi belum kunjung keluar, meski berat hati, Ibu akan merelakan mimpinya agar anaknya tetap sehat dan selamat.

5. Sekali caesar, tidak ada harapan untuk melahirkan secara normal

Fakta sebenarnya ialah persalinan normal tetap dapat dilakukan meski telah melakukan operasi caesar sebelumnya. Persalinan seperti itu disebut dengan VBAC (Vaginal Birth After Caesarean).

Apapun pilihan saat persalinan baik normal maupun caesar, para Ibu mengutamakan keselamatan bayinya. Bukan karena keegoisannya. Hargailah para Ibu yang berusaha melahirkan putra-putri mereka. Bagaimana pun, saat proses melahirkan, para Ibu berjuang antar hidup dan mati. [rif]