Scroll untuk baca artikel
Terkini

50 Tahun Jurnal Prisma dan Tantangan Insan Akademis

Redaksi
×

50 Tahun Jurnal Prisma dan Tantangan Insan Akademis

Sebarkan artikel ini

“Hal itulah yang kemudian menjadi panutan para ideolog ordebaru yang mencanangkan stabilitas sebagai salah satu dari trilogi arah pembangunan yang ditetapkan kekuasaan kala itu,” terangnya.

Lain lagi dengan Penulis Senior Nasir Tamara Jurnal Prisma juga semakin kehilangan kajian soal Sosialisme, sementara salah seorang punggawanya dulu alm Soejatmoko juga berbasiskan pemikiran yang kuat pada ide-ide Sosialisme.

“Begitu pula dengan kajian soal-soal Perempuan, terasa benar Prisma amat kurang mengetengahkan gagasan-gagasan soal Perempuan. Demikian pula kajian tentang ide-ide Mohammad Arkoun yang membawa pikiran-pikiran dekonstruksi Jacques Derrida, tak cukup berkembang di Prisma,” tegasnya.

Wartawan Senior Ismid Hadad mengatakan sda 3 organisasi masyarakat sipil yang tercatat mampu survive selama 50 tahun menjadi penopang kaum cendekiawan Indonesia dan masih aktif hingga kini.

“Ketiganya berusia 50 tahun pada 2021 yakni Perhimpunan Bineksos yang berdiri awal 1971 yang merupakan kerja sama dengan NGO Jerman pada Agustus 1971. Kemudian lahir lembaga think tank LP3ES,” terangnya. (Luk)