Scroll untuk baca artikel
Edukasi

7 Adab Bertetangga Lengkap dengan Dalilnya dan Menurut Al-Ghazali

Redaksi
×

7 Adab Bertetangga Lengkap dengan Dalilnya dan Menurut Al-Ghazali

Sebarkan artikel ini

Artinya: “Sebaik-baik teman di sisi Allah adalah orang yang paling baik di antara mereka terhadap temannya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah orang yang paling baik di antara mereka terhadap tetangganya.” (HR Tirmidzi).

2. Memberi kenyamanan hidup tetangga.

Hal ini juga diajarkan Nabi Muhammad Saw, sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

Artinya: “Tidak masuk surga seseorang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya.” (HR Bukhari dan Muslim).

3. Tidak menyakiti tetangga

Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْاَخِر فَلَايُؤْذِجَارَهُ. وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْاَخِرِفَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ .وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْاَخِرِفَلْيَقُلْ خَيْرًاأَوْلِيَسْكُتْ

Artinya: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir (kiamat), maka janganlah menyakiti tetangganya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari).

4. Tidak menyebarkan rahasianya

Memberikan ucapan syukur baginya dalam kesenangan dan menghiburnya dalam kesusahan. Memberikan bantuan kepada mereka apabila kekurangan.

Rasulullah Saw bersabda:

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِيْ يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائْعٌ إِلٰى جَنْبِهِ .

Artinya: “Tidaklah mukmin orang yang kenyang sementara tetangganya lapar sampai ke lambungnya.” (HR. Bukhari)

5. Saling menasihati

Selain itu juga saling mengarahkannya pada kebaikan, menyerunya pada perbuatan ma’ruf dan mencegahnya dari kemungkaran.

Rasulullah Saw bersabda:

فَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ أَخُوكَ فَانْصَحْ لَهُ

Artinya: “Jika saudaramu meminta nasihatmu, berilah nasihat untuknya.” (HR. Muslim)

6. Saling bersilaturrahmi

Rasulullah Saw bersabda:

لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا

Artinya: “Silaturahmi bukanlah yang saling membalas kebaikan. Tetapi seorang yang berusaha menjalin hubungan baik meski lingkungan terdekat (relatives) merusak hubungan persaudaraan dengan dirinya.” (HR. Bukhari).

7. Menjenguk mereka ketika sakit

Hal ini juga anjurkan Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ عَادَ مَرِيضًا أَو زَارَ أَخًا لَهُ فِي الله، نَادَاهُ مُنَادٍ: بِأَنْ طِبْتَ، وَطَابَ مَمْشَاكَ، وَتَبَوَّأتَ مِنَ الجَنَّةِ مَنْزِلاً

Artinya: “Barangsiapa menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, niscaya seorang penyeru berseru, “Engkau telah berbuat baik dan perjalananmu juga merupakan kebaikan, serta engkau akan menempati satu tempat di Surga.”  (HR. Ibnu Majah).

Adab bertetangga di atas menjadi bagian akan tercipta lingkungna yang kondusif dan rukun. Bahkan Imam Al-Ghazali menganjurkan untuk senantiasa menjaga ada kepada tetangga.

Imam Al-Ghazali menerangkan bab kepada tetangga dalam risalahnya yang berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 444), sebagai berikut, dikutip dari Nu Online:

   آداب الجار: ابتداؤه بالسلام، ولا يطيل معه الكلام، ولا يكثر عليه السؤال، ويعوده في مرضه، ويعزيه في مصيبته، ويهنيه في فرحه، ويتلطف لولده و عبده في الكلام، ويصفح عن زلته، ومعاتبته برفق عند هفوته، ويغض عن حرمته، ويعينه عند صرخته، ولا يديم النظر إلى خادمته  

Artinya: “Adab bertetangga, yakni mendahului berucap salam, tidak lama-lama berbicara, tidak banyak bertanya, menjenguk yang sakit, berbela sungkawa kepada yang tertimpa musibah, ikut bergembira atas kegembiraannya, berbicara dengan lembut kepada anak tetangga dan pembantunya, memaafkan kesalahan ucap, menegur secara halus ketika berbuat kesalahan, menundukkan mata dari memandang istrinya, memberikan pertolongan ketika diperlukan, tidak terus-menerus memandang pembantu perempuannya.”