Krisis air merenggut lebih banyak nyawa melalui penyakit ketimbang perang senjata. Sementara, air minum yang aman adalah kemewahan bagi banyak orang.
BARISAN.CO – Air yang aman dan mudah diakses penting bagi kesehatan masyarakat. Sementara. peningkatan pasokan air dan sanitasi, serta pengelolaan sumber daya air yang baik dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara dan berkontribusi terhadap pengentasan kemiskinan.
Ketika air berasal dari sumber yang lebih baik dan mudah diakses, mereka akan mengalihkan waktu dan tenaganya untuk kegiatan lain yang produktif. Sumber air yang lebih baik juga berarti mengurangi lebih sedikit pengeluaran untuk kesehatan karena lebih kecil kemungkinannya untuk jatuh sakit dan mengeluarkan biaya medis serta lebih mampu untuk tetap produktif secara ekonomi.
Pada tahun 2010, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara eksplisit mengakui hak asasi manusia atas air dan sanitasi. Di mana setiap orang berhak atas air yang cukup, berkelanjutan, aman, dapat diterima, diaksesn, dan terjangkau untuk pribadi dan rumah tangga.
Oleh karena itu, dalan Target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 6.1 diserukan akses universal dan merata ke air minum yang aman dan terjangkau. Target itu dilacak melalui indikator air minum yang dikelola dengan aman, termasuk bebas dari kontaminasi feses dan bahan kimia.
The World Counts menyebut, setiap tahun, 3.575.000 orang meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan air. Sebagian besarnya adalah anak-anak, sekitar 2,2 juta jiwa.
Air kotor dan sanitasi yang buruk telah merenggut lebih banyak nyawa selama satu abad terakhir daripada penyebab lainnya. Krisis air merenggut lebih banyak nyawa melalui penyakit ketimbang perang senjata.
Air minum yang aman adalah kemewahan bagi banyak orang. Bagaimana tidak? Sekitar 844 juta orang tidak memiliki akses air minum yang aman,
Berdasarkan Indeks Kinerja Lingkungan menunjukkan, Indonesia belum memiliki sumber air minum yang aman. Dari indeks tersebut, Indonesia berada di urutan 132 dari 180 di dunia.
Hasil itu diukur dari air minum yang tidak aman menggunakan jumlah tahun hidup yang disesuaikan dengan kecacatan standar usia yang hilang per 100.000 orang (tingkat DALY) karena paparan air minum yang tidak aman. Data indikatornya berasal dari studi institur Metrik & Evaluasi Kesehatan (IHME) Global Burden Disease (GBD).
Dilansir dari ETR Laboratories ada 8 tanda yang dapat menunjukkan, air minum yang kita konsumsi terkontaminasi.
- Keruh
Jangan meminum air yang kelihatannya keruh karena kandungan mineral diukur dalam bagian per miliar, mineral dalam air minum seharusnya tidak terlihat oleh mata telanjang.
- Endapan
Sedimen atau endapan yang terlihat di air umumnya indikator adanya kerusakan pada saluran air, memungkinkannya melewati dan bercampur dengan air olahan.
- Berwarna cokelat atau oranye
Air berwana ini biasanya menunjukkan adanya kandeungan besi atau mangan. Hal ini paling sering disebabkan oleh penambangan di dekat sumber ait, tetapi juga bisa disebabkan oleh pipa air yang berkarat. Laboratorium pengujian harus menilai air yang berwarna itu sebelum konsumen meminumnya.
- Residu berminyak
Residu berminyak yang berada di atas genangan air di wastafel. toilet, atau bak mandi merupakan indikator kuat adanya minyak atau lemak di persediaan air. Penyebab potensialnya termasuk kebocoran pada saluran air, pengolahan air yang kurang baik, dan buruknya filtrasi.
- Aroma klorin
Fasilitas pengolahan air cenderung menambahkan klorin dalam jumlah kecil ke dalam air minum guna membunuh bakteri. Namun, selama proses perawatan, jumlah klorin yang berlebih dapat menyebabkan gangguan usus dan masalah kesehatan serius lainnya. Untuk mendeteksinya klorin berlebih tersebut, bisa dilakukan dengan mencium aroma dari air saat mandi atau keran air dapur.