Minyak Cannabidiol (CBD) dapat mengurangi jumlah kejang pada beberapa pasien secara drastis karena sifat anti-epilepsinya.
BARISAN.CO – DPR siap mengkaji penggunaan ganja medis setelah melihat seorang ibu yang menyuarakan legalisasi ganja medis di area CFD Jakarta. Anaknya diketahui mengidap penyakit celebral palsy.
Selain itu, Wakil Presiden sekaligus Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, Ma’ruf Amin meminta MUI untuk menyiapkan fatwa penggunaan ganja untuk kebutuhan medis.
Diperkirakan jumlah penderita celebral palsy sekitar 18 juta orang dari berbagai usia di seluruh dunia. Celebral palsy (CP) adalah kecacatan motorik paling umum di masa kanak-kanak. Studi berbasis populasi dari seluruh dunia mengungkapkan, perkiraan prevalensi CP mulai dari 1 hingga hampir 4 per 1.000 kelahiran atau per 1.000 anak.
Prevalensi ini lebih tinggi terjadi pada anak yang lahir prematur. Biaya medis untuk anak-anak dengan cerebral palsy 10 kali lebih tinggi daripada yang tidak antara US$16.721 vs US$1.674. CDC juga memperkirakan, biaya untuk merawat individu dengan CP hampir US$1 juta untuk seumur hidup.
Celebral palsy adalah cedera yang memengaruhi banyak anak dan sementara beberapa tanda gangguan neurologis dapat dideteksi segera setelah lahir antara usia satu hingga tiga tahun.
Penyakit ini dapat memengaruhi kontrol otot, gerakan dan keseimbangan, efek dari gangguan ini mungkin luput disadari hingga anak mencapai tonggak perkembangan tertentu. Misalnya, ketidakmampuan berjalan di usia 18 bulan atau mengucapkan kalimat sederhana di usia 24 bulan.
Sebab memengaruhi tonus otot dan keterampilan motorik, anak mungkin menunjukkan masalah pendengaran, bicara dan penglihatan, masalah kontrol kandung kemih, atau otot wajah dan mulut yang menyebabkan air liur berlebihan atau kesulitan makan dan menelan.
Lalu, bisakah ganja membantu anak dengan celebral palsy? Mengutip My Celebral Palsy Child, cannabidiol (CBD) membantu memerangi kejang antara 35-50 persen anak-anak penderita celebral palsy. Studi terbaru menunjukkan, minyak CBD dapat mengurangi jumlah kejang pada beberapa pasien secara drastis karena sifat anti-epilepsinya dan beberapa laporan anekdotal dari keluarga pasien berhasil dengan menggunakan pengobatan tersebut.
CBD ditemukan memiliki jumlah fitokimia yang lebih tinggi pada beberapa jenis ganja. Dikenal sebagai pelemas otot, penambah suasana hati, penguat asam gamma-aminobutyric (GABA), dan diperkirakan dapat meningkatkan kadar bahan kimia penghambat ekspresi impuls saraf berlebih di otak dan tubuh. Oleh karenanya, CBD mungkin berguna bag individu dengan palsi selebral spastik yang mungkin memiliki masalah dengan otot kaku dan gerakan kejang.
Minyak CBD juga bisa membantu individu dengan palsi selebral yang mungkin menderita nyeri otot dan persendian kronis karena tidak dapat sepenuhnya memperpanjang anggota tubuhnya. Minyak ini juga telah terbukti memiliki sifat penghilang rasa sakit dengan meningkatkan kadar serotonin yang merupakan bahan kimia untuk meredam peradangan dan rasa nyeri.
Bisa juga mengatasi masalah insomnia atau gangguan tidur, suasana hati atau depresi, kesulitan berbicara, dan bahkan sembelit.
Di negara Muslim seperti Turki pun mengizinkan obat mengandung CBD untuk digunakan dengan resep dokter. Namun, Turki tetap melarang keras merokok ganja utuh. Di tahun 2016, pemerintah Turki melegalkan produksi ganja di 19 provinsi Turki yang diterbitkan melalui peraturan tentang budidaya dan pengendalian ganja.
Sesuai aturan, petani diperbolehkan menanam dan memproduksi gaja setelah mendapat izin dan berlaku selama 3 tahun. Produksi di bawah pengawasan Kementerian Pangan, Pertanian, dan Peternakan Turki yang hanya digunakan untuk tujuan medis dan ilmiah.