Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Bertambah pada September 2022

Redaksi
×

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Bertambah pada September 2022

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Jumlah penduduk miskin per September 2022 tercatat 26,36 juta orang, dengan persentase atas total penduduk sebesar 9,57 persen. Dibandingkan dengan kondisi Maret 2022, jumlah penduduk miskin bertambah 202,11 ribu orang, sedangkan persentase penduduk miskin meningkat 0,03 persen poin. Hal itu dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada siang ini (16/1/2023).

Publikasi BPS juga melaporkan pertambahan jumlah penduduk miskin sebanyak 166,04 ribu orang di wilayah perkotaan, dan sebanyak 41,85 ribu orang di wilayah perdesaan. Sedangkan dalam hal persentase, wilayah perkotaan meningkat 0,03 persen poin dan wilayah perdesaan meningkat 0,07 persen poin.

Sebagaimana umum diketahui, BPS memakai ukuran yang disebut dengan Garis Kemiskinan dalam menentukan status penduduk miskin. Garis Kemiskinan merupakan nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan bukan makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Penduduk miskinadalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.

Garis Kemiskinan (GK) pada September 2022 adalah sebesar Rp535.547,00 per kapita per bulan. Terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Peranan komoditas makanan jauh lebih besar dibandingkan yang bukan makanan. Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada September 2022 di Perkotaan sebesar 72,77 persen dan di Perdesaan sebesar 76,21 persen.

Komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK, baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama. Diantaranya adalah: Beras, Rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, mie instan, dan gula pasir. 

Beras memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 18,98 persen di perkotaan dan 22,96 persen di perdesaan. Sedangkan Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua, yakni sebesar 11,10 persen di perkotaan dan 10,48 persen di perdesaan.

Komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan antara lain adalah perumahan, bensin, dan listrik.

Tiga Propinsi yang memiliki jumlah penduduk miskin terbanyak adalah: Jawa Timur (4.236,51 ribu orang), Jawa Barat (4.053,62 ribu orang) dan Jawa Tengah (3.858,23 ribu orang). Meskipun demikian, jumlah penduduk miskin di Jawa Barat berkurang, sedangkan Jawa Timur dan Jawa Tengah bertambah.

Tiga Propinsi yang memiliki peresentase penduduk miskin terbanyak adalah: Papua (26,80 persen), Papua Barat (21,43 persen), Nusa Tengara Timur (20,23 persen). Ketiganya mengalami kenaikan persentase.

Awalil ekonom senior dari Bright Institut yang dihubungi redaksi menilai data kemiskinan September 2022 ini menunjukkan perekonomian Indonesia yang terdampak pandemi covid-19 belum sepenuh pulih.

Jumlah penduduk miskin masih belum berhasil diturunkan kembali pada posisi per September 2019 yang sebanyak 24,79 juta orang. Begitu pula dengan persentase penduduk miskin yang sebesar 9,22% pada saat itu.

Awalil berpendapat hal ini terutama berkaitan dengan belum pulihnya kondisi ketenagakerjaan. Tampak bahwa penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) selama dua tahun proses pemulihan ekonomi belum mencapai tingkat sebelum pandemi. Terlebih jika ditelisik kondisi beberapa aspek ketenagakerjaan, seperti: pekerja tidak penuh, pekerja keluarga, buruh tani, upah dan pekerjaan yang layak.

“Jumlah dan persentase penduduk miskin per September 2022 sebenarnya mengindikasikan belum berkualitasnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022,” simpul Awalil mengakhiri komentarnya. [rif]