Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Ibnu Awwam, Mengenal Sosok Ilmuwan Islam Bidang Pertanian

×

Ibnu Awwam, Mengenal Sosok Ilmuwan Islam Bidang Pertanian

Sebarkan artikel ini
Ibnu Awwam
Ilustrasi/Barisan.co

Ibnu Awwam menjadi satu-satunya ahli agronomi dan holtikultur yang disebutkan oleh sosiolog dan sejarawan muslim Ibnu Kaldun dalam karya bukunya berjudul Al-Mukadimah

IBNU AWWAM adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli bidang pertanian dan pakar hortikutur  abad ke-12. Pemilik nama lengkap Abu Zakariya Yahya ibnu Muhammad ibnu Ahmad al- Awwam al-Ishbili lahir di Seville, Spanyol pada tahun 1110 atau abad ke-12. Sebutan akhir namanya yakni Al-Ishbili sebagai ahli pertanian yang lahir dan orang Sevilla.

Kota Sevilla merupakan salah satu kota terbesar di Spanyol yang menjadi ibu kota wilayah astronomi Andalusia. Bahkan pada masa Hispalis kuno, sudah menjadi kota yang cukup besar pada zaman Romawi Julius Caesar.

Ia belajar pertanian dan hortikultur di bawah bimbingan ayahnya yang juga seorang petani. Setelah bepergian ke berbagai negara, ia akhirnya sampai di Mesir dan memperkenalkan metode-metode baru dalam bidang pertanian dan hortikultur.

Karya monumentalnya di bidang pertanian yakni buku berjudul “Kitab al-Filaha” atau “Buku Pertanian”, yang menjadi sumber utama bagi para petani dan ahli hortikultur selama berabad-abad. Buku ini membahas tentang berbagai topik, termasuk teknik-teknik pertanian, pengelolaan tanah dan air, dan perawatan tanaman.

Ibnu Awwam juga memperkenalkan beberapa jenis tanaman baru ke Mesir, seperti jambu air, ceri, dan kurma. Ia meninggal pada tahun 1180 dan bukunya masih dianggap sebagai salah satu sumber utama ilmu pertanian dan hortikultur hingga kini.

Kegigihan berkecimpung di pertanian membuatnya menjadi sosok yang dikenal ahli di bidang pertanian. Ia begitu menguasai ilmu pertanian bahkan didukung dengan penguasaanya pada bidang perternakan, untuk mendukung pertanian organik.

Sehingga periode tersebut Ibnu Awwam telah menyumbangkan pemikirannya dan memberikan dampak bagi kemakmuran para petani yang memulainya revolusi pertanian di masa pemerintahan Islam.

Sehingga pada abad-12 melalui revolusi bidang pertanian dunia Islam makin berkembang, terlebih lagi Andalusia sebagai pusat revolusi pertanian. Andalusia merupakan wilayah yang memiliki iklim yang sejuk dan ketersediaan air yang melimpah sehingga mampu menopang perkembangan sektor pertanian.

Seiring perkembangan pertanian, hidup para petani semakin makmur sehingga berdampak baik terhadap sistem perekonomian. Kota Andalusia merupakan kota yang selama 16 abad mengalami revolusi sistem di berbaga bidang.

Menjadi kota dan pusat peradaban dengan berbagai perkembangan selain sektor pertanian, yakni bidang transportasi, arsitektur maupun kota seni. Selain itu hubungan masyarakat tercipta dengan tata kelola masyarakat yang baik sehingga termasuk kota yang menjadi pusat multikultural.