Scroll untuk baca artikel
Sastra

Jamu Coro – Puisi Mohamad Iskandar

×

Jamu Coro – Puisi Mohamad Iskandar

Sebarkan artikel ini
jamu coro
Mohamad Iskandar

Jamu Coro

pada mulanya
dari tanah bintoro
Ki Ageng Kakibala
abdi dalem Sultan Trenggono
mencipta hangat rempah dalam kendil
perpaduan antara jahe, serai, daun pandan, merica, kayumanis, dan santan kelapa
resep warisan ratusan tahun, di bumi wali yang termasyur

pada mulanya
mengakrabi kesejatian hidup
di pelosok Tegalsari, namanya disebut-sebut
sebagai priyayi sepuh
mewariskan jamu bagi tubuh
angin laut angin rawa
sampai ke sudut mana ia terbawa?

sampailah kami
mereguk kenikmatan air dan rempah
hangat seluruh tubuh, sirna segala keluh
angin pesisir angin rawa
mengabarkan riwayat tua
terbaca ratusan masa–

teguk hangat jamu coro
tersibak keperkasaan rahasia
sepanjang pantai pantai
di barat — ke perbukitan timur
terjaga rasa luhur, tak tumpas menjaga umur

dan hangat rempah-rempah
di kedalaman kental jamu coro
sampai di sajak ini

warisan Ki Ageng Kakibala
tercatat sebagai khidmat
riwayat tua yang terawat

yang dikehendaki
terus hangat dibagi
bermula di kota wali
sampai penjuru negeri

Demak, 15 September 2024

Doa Emak 2

sedalam-dalam rahasia
malam; betapa terjaga kata

Demak, 04 Oktober 2024

Mimpi Manis

malam-malam manis
kasur, bantal, guling
dan tubuh tabah
membikin sepaket doa

suara-suara magis
ranting pohon, desau angin, tokek di atas kepala dan detak jam dinding
—saling sapa

perlahan-lahan mimpi
menguasai indra, membuka layar, film dimainkan
bermula satu tubuh
datang tubuh-tubuh lain
bermain peran, semuanya indah
—selimut cahaya

kerlip puluhan cahaya
memasuki inti mimpi

memasuki inti tabah
terlihat taman-taman
pohon tinggi-tinggi
rerumputan hijau dan
tubuh-tubuh keceriaan

jam-jam ke puncak
sepi pun kandasnya
melebihi lamunan lamunan
yang dihamparkan
–begitu luasnya

mulai tak terdengar
suara-suara dari jauh
sebab tabah tubuh, kasur, bantal, guling, ranting pohon, desau angin, suara tokek, detak jam sama-sama larut

sama-sama turut
menghimpun jarak ke jarak
hela napas dan lukis jejak

Demak, 03 Oktober 2024

Pawon Emak Menjelma Berkah Diri

tungku bata
kayu bakar
sekumpulan bumbu
memberi daya hidup
kasih tak putus-putus

jari-jari yang gesit
senyum manis dan wajah keriput
adalah makna ruang kecil–
bernama pawon –sekumpulan masakan dimatangkan,
harapan untuk orang-orang terkasih
menghirup udara, menghidupi nyawa

Demak, September 2024

Mohamad Iskandar; seorang lelaki kelahiran Demak yang hobi menulis puisi. Puisi-puisinya termuat di beberapa media cetak dan online di antaranya Suara Merdeka, Nusa Bali, Biem.co, Pustaka Ekspresi, Ompiompi.com, Barisan.co, Kasatmata.tv, Matasastra.co, Kosana.id, Dermaga Sastra, penaterbang.com, Harian Visualisasi Puisi, Majalah Elipsis, dan Semesta Seni.

Sejumlah puisinya juga termuat di puluhan antologi puisi bersama dan di 2 buku puisi tunggal yaitu Lelaki Utara (2020) dan Okin (2024). Mendirikan komunitas sastra online KEPUL dan Ruang Kata. Aktif di beberapa komunitas antara lain Competer.

Dapat dihubungi melalui Facebook: Mohamad Iskandar, Instagram: moissania dan WhatsApp: 082328519750