Oleh: Wildan S Niam*
Kegiatan Bulan Dana PMI DKI Jakarta sepanjang 2020 berhasil mencatatkan penggalangan sebesar Rp29,9 miliar. Angka ini lebih banyak dari target sebesar Rp21 miliar. Sekaligus lebih besar dari hasil penggalangan tahun lalu (2019) yakni Rp26,9 miliar.
Kamis 21 Januari 2021, kegiatan itu resmi ditutup oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Ada kesimpulan yang dapat dipetik atas capaian PMI Provinsi Jakarta tersebut. Pertama, bahwa empati masyarakat masih terjaga. Kedua, masih ada renjana yang tak surut meski kesulitan akibat COVID-19 belum menemukan titik akhir.
Di hadapan bencana COVID-19, di mana ekonomi masyarakat nyaris terhenti seluruhnya, dua puluh sembilan koma sembilan miliar rupiah jelas merupakan angka yang besar. Angka itu pun membuktikan bahwa masyarakat Indonesia masih menjadi yang terdepan dalam urusan melindungi sesamanya. Tanpa perintah, tanpa amanat undang-undang, masyarakat kita seperti hanya ingin agar tidak ada penderitaan.
Ada kita bersama mereka. Ada uluran mereka dalam kesulitan kita. Begitulah masyarakat Indonesia. Berkali-kali, tak terhitung jumlahnya, gagasan solidaritas dan empati demikian ini menyelamatkan kita sebagai bangsa.
Kita jelas wajib bersyukur. Lebih dari itu kita juga harus percaya, bahwa, bukan hal sulit bagi kita untuk terus merawat spirit saling membantu dan saling memberi. Kita punya modal yang cukup. Selain bahwa prinsip tolong-menolong dalam hal kebaikan telah diajarkan oleh agama-agama, kita juga memiliki cukup pemimpin yang memberi keteladanan di soalan itu.
Bukan rahasia bahwa nilai-nilai, pandangan, dan kebiasaan mudah menyebar, diikuti, dan diterima masyarakat luas juga disebabkan oleh adanya pemimpin yang baik.
Beruntung bagi kita, banyak pemimpin di negeri ini menunjukkan keteladanan solidaritas. Saya demikian percaya, keberhasilan PMI DKI Jakarta menggalang dana juga merupakan buah keteladanan yang diajarkan para pemimpinnya.
Dua puluh sembilan koma sembilan miliar rupiah adalah hasil dari beragam faktor. Selain solidaritas masyarakat sebagai faktor terbesar, disusul kepemimpinan sebagai faktor berikutnya, ada pula kerja keras tim PMI Provinsi DKI Jakarta yang layak diapresiasi. Jika bukan karena keteguhan tim PMI untuk hadir di tengah masyarakat, cerita bisa menjadi lain.
Dengan besaran dana yang terkumpul, artinya sebesar itu pula dukungan masyarakat kepada PMI DKI Jakarta. Itupun belum disertakan dukungan moril, dukungan kehadiran, dan dukungan bentuk lainnya. Bagi insan PMI, tentu ini amanat yang tidak main-main.
Tugas PMI belum selesai. Kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap PMI Provinsi DKI Jakarta harus dijawab dengan kerja-kerja kemanusiaan yang sepadan. Masih ada sekian fase kritis atas bencana COVID-19 yang belum terlewati. Masih ada dampak-dampak pandemi yang meninggalkan persoalan. Dan keberhasilan PMI mengatasi itu semua, adalah keberhasilan yang sesungguhnya. []
Wildan S Niam, Anggota Dewan Kehormatan PMI Provinsi DKI Jakarta