Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Agar Tidak Ada Kanti Utami Lain, Para Suami Perlu Membangun Hubungan Emosional dengan Pasangannya

Redaksi
×

Agar Tidak Ada Kanti Utami Lain, Para Suami Perlu Membangun Hubungan Emosional dengan Pasangannya

Sebarkan artikel ini

“Pengabaian emosional tidak mengejutkan membuat pasangan terpisah. Anda tidak dapat merasa aman dalam hubungan dengan pengabaian emosional. Ini berdampak negatif pada mental maupun fisik seseorang secara pribadi,” Sarah O’Lery (Terapis Pernikahan dan Asosiasi Keluarga)

BARISAN.CO – Minggu (20/3/2022), seorang ibu bernama Kanti Utami tega menganiaya ketiga anaknya dengan senjata tajam. Salah satu anaknya yang berusia 7 tahun meningga; akibat luka di lehernya dan dua lainnya mengalami luka serius hingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Kejadian itu berlangsung di Brebes, Jawa Tengah. Saat diinterogasi, pelaku mengaku tidak gila.

“Saya mau menyelamatkan anak-anak saya agar tidak hidup susah. Saya mau dibunuh sama Amin. Saudaranya suami saya,” ungkap Kanti.

Menurutnya, langkah itu dilakukan agar tidak sakit sepertinya. Kabar yang berhembus, Kanti tidak mendapatkan kasih sayang karena suaminya merantau di Jakarta.

Kami sempat membahas isu filisida yakni membunuh darah dagingnya sendiri. Dari kasus Kanti ini tergolong pembunuhan secara altruistik atau orang tua membunuh anak karena cinta.

Bukan Hanya Nafkah, Suami Perlu Memberikan Kasih Sayang

Dalam pernikahan, suami memang bertanggung jawab memberikan nafkah bagi keluarganya. Sehingga, dengan kejadian ini, uang bukan satu-satunya penghancur karena seperti diketahui suami Kanti, Ahmad Latif menyebut, dirinya rutin mengirim nafkah Rp2,5 juta per bulan.

Kanti memang mengaku bahwa dia berkeinginan untuk disayangi oleh suaminya tersebut. Seseorang bisa merasakan pengabaikan emosional. Hal ini yang mungkin dirasakan oleh Kanti.

Ada berbagai tanda-tanda pengabaian emosional pengabaian emosional paling umum dalam pernikahan, seperti: merasa sendirian, pasangan menutup diri kala kita ingin berbicara, secara konsisten mengabaikan atau menekan perasaan, kesulitan mempercayai pasangan, kurangnya keintiman fisik, dan tidak merasa nyaman saat berada di sekitar teman dan keluarga.

Mengutip Brides, pengabaian emosional ditandai dengan kurangnya tindakan jelas dari satu pihak dalam suatu hubungan sehingga sering kali sulit diidentifikasi. Ciri-cirinya adalah kurangnya dukungan emosional dan kegagalan memnenuhi kebutuhan pasangannya.

Terapis pernikahan dan asosiasi keluarga, Sarah O’Leary mengatakan, pengabaian emosional terjadi ketika keterikatan dan/atau kebutuhan emosional seseorang terabaikan.

“Pengabaian emosional tidak mengejutkan membuat pasangan terpisah. Anda tidak dapat merasa aman dalam hubungan dengan pengabaian emosional. Ini berdampak negatif pada mental maupun fisik seseorang secara pribadi,” kata Sarah.

5 Hal Vital yang Dibutuhkan Seorang Istri

Pindahnya Kanti dari kota ke desa bisa menjadi problema lain. Bukan hanya perlu beradaptasi dengan lingkungan, dukungan suami pun tampaknya amat dibutuhkan untuk itu.

Ditambah, TwoDrifters menyebut, ada 5 hal vital yang dibutuhkan oleh seorang istri kepada suaminya, antara lain, yaitu:

1. Rasa Hormat

Lebih dari apa pun, seorang perempuan menginginkan rasa hormat dari suaminya. Pernikahan ialah hubungan kesetaraan dan pernikahan yang paling sukses tidak hanya mengenali fakta ini, namun juga merayakannya. Kita harus dapat menghargai perbedaan antara suami dan istri. Dengan begitu, pernikahan akan berkembang pesat nantinya.

Rasa hormat bisa datang dalam berbagai bentuk, tetapi dalam pernikahan, sering kali tampak seperti ikatan timbal balik. Menghormati istri bisa dilakukan dengan cara mendengarkan ide, pendapat, dan sarannya.

Membuat keputusan dalam rumah tangga umumnya menjadi usaha bersama di zaman modern ini sehingga suami perlu mempertimbangkan pendapat istri dalam upaya ini. Kompromi adalah bagian penting dalam suatu hubungan dan berbagi pengambilan keputusan bisa menjadi elemen besar dalam hal ini.

Cara lain yang bisa dilakukan dengan sering memujinya bahkan di depan orang lain. Intensitas komunikasi diperlukan untuk menunjukkan rasa hormat itu.