Scroll untuk baca artikel
Blog

Aisha Wedding dan Alasan Maraknya Pernikahan Dini di Madura

Redaksi
×

Aisha Wedding dan Alasan Maraknya Pernikahan Dini di Madura

Sebarkan artikel ini

Firman, salah satu warga Madura, menuturkan bahwa di beberapa daerah anak-anak yang masih di bawah umur memang umumnya sudah menikah. Namun, saat ini utamanya dari segi keluarga yang terdidik dan di bagian Kota sudah mulai banyak para gadis Madura yang memilih melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya lebih dahulu.

“Ya, banyak yang putus sekolah lalu nikah, apalagi bicara faktor ekonomi untuk biaya sekolah lanjut dan sebagainya. Tetapi, sekarang banyak juga yang lanjut sekolah, cari kerja atau kuliah,” tutur Firman kepada tim Barisanco, Sabtu (13/02/2021).

Di tahun 2018, setiap bulannya daerah Pamekasan sering menerima satu sampai tiga kasus pernikahan dini di perdesaan. Pernikahan dini di Madura juga kerap diawali dengan perjodohan sesuai kesepakatan antara kedua orangtua.

Biasanya, alasan orangtua melakukan perjodohan ini dikarenakan anak yang sudah berumur 17 tahun khawatir tidak mendapat jodoh dan akan ada perkataan yang tidak baik bahwa anak itu tidak laku. Sehingga, untuk menghindari hal tersebut orang tuanya memaksakan anaknya untuk menikah muda walaupun umurnya belum cukup.

Namun, sangat disayangkan, pernikahan muda yang terjadi di daerah-daerah tersebut kerap hanya seumur jagung.

“Bisa dibilang angka perceraian meningkat lantaran mereka belum siap betul menjalani rumah tangga. Karena itu banyak sekali janda milenial disana,” terang Firman.

Selain itu, di Madura sendiri masih kental dengan budaya dan adat istiadat. Salah satunya kondisi budaya yang sudah ada sejak jaman nenek moyang hingga berlangsung saat ini dan sudah menjadi hukum adat yang dilegalkan yaitu pernikahan atau menjodohkan anak usia dini. []


Penulis : Putri Nur Wijayanti