Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Alasan Saintifik Kenapa Judi Bikin Kecanduan

Redaksi
×

Alasan Saintifik Kenapa Judi Bikin Kecanduan

Sebarkan artikel ini

Industri judi modern meraup banyak keuntungan memanfaatkan berbagai jenis teknologi. Salah satu yang sedang hits saat ini adalah cryptocurrency.

BARISAN.CO – Selama berabad-abad, perjudian telah menarik banyak orang. Sepanjang sejarah, banyak contoh orang ingin menjadi kaya dengan cara mempertaruhkan uang atau sesuatu yang berharga.

Judi adalah salah satu aktivitas tertua manusia. Mengutip Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, permainan judi telah ada di Indonesia sejak lama. Dalam cerita Mahabarata, Pandawa kehilangan kerjaan dan dibuang ke hutan selama 13 tahun karena kalah berjudi melawan Kurawa. Sabung ayam juga bentuk permainan judi tradisional dan banyak dilakukan oleh masyarakat.

Ketika zaman VOC, untuk memperoleh penghasilan pajak yang tinggi dari pengelola rumah judi, pemerintah Belanda memberi izin kepada Kapitan Tionghua membuka rumah judi pada 1620. Rumah judi itu berada di dalam atau di luar benteng kota Batavia.

Di era 90-an, banyak masyarakat Indonesia yang ingin cepat kaya melalui toto gelap (togel). Jenis judi dengan menebak angka yang akan keluar.

Kini, judi telah bertransformasi. Selama beberapa dekade terakhir, perjudian bergerak ke ranah digital. Industri judi meraup banyak keuntungan dengan memanfaatkan berbagai jenis teknologi termasuk blockchain untuk meningkatkan pengalaman para pemain. Salah satu jenis judi modern yang sedang hits saat ini yakni cryptocurrency.

Sejak dirilis di tahun 2009, cryptocurrency yang sukses adalah Bitcoin. Sejak itu, banyak koin atau kripto lain yang bermunculan temasuk Ethereum, Doge, Bitecoin Cash, dan lain-lain. Namun, hingga saat ini, Bitcoin yang paling populer digunakan.

Judi modern ini telah menginvansi hidup banyak orang dengan berbagai cara. Bukan hanya konsepnya yang menarik investor dengan keuntungan yang dapat diraup. Namun, juga mata uang ini dapat menghidari pajak atas keuntungan yang biasanya dibebankan pada mata uang flat.

Dalam sebuah artikel Guardian berjudul Trading is gambling, no doubt about it – how criptocurrency dealing fuels addiction, seorang korban trading, Steven, menceritakan kisahnya yang kehilangan aset digitalnya senilai €300.000 yang tidak mungkin kembali. Steven saat ini berada dalam klinik perawatan di Castle Craig, Scotlandia karena kecanduan.

Steven mengkhawatirkan banyak anak muda yang mengalami hal sama dengannya, terpikat ke dalam perdagangan berisiko tinggi dan berpotensi kecanduan sesat terhadap Bitcoin.

“Seluruh generasi berpikir dengan ponsel kecil, mereka bisa menang dan mengalahkan pasar. Itu membuatku takut,” kata Steve.

Di tempat Steven menerima perawatan, pecandu kripto pertama datang ke sana pada tahun 2016, dan sejak saat itu ada lebih dari 100 orang yang pergi ke sana.

Faktor dan Risiko Kecanduan Judi

Ada banyak faktor yang berkontribusi dalam berkembangnya kecanduan judi termasuk putus asa terhadap uang, rasa bangga yang berasal dari sensasi taruhan, dan suasana memabukkan dari adegan perjudian.

Tahun 2013, American Psychiatric Association mengelompokkan judi sebagai candu dalam edisi ke-5 Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM).

Berdasarkan data The Recovery Village, laki-laki lebih cenderung menjadi penjudi kompulsif karena perempuan umunya mulai berjudi di usia yang lebih tua. Akan tetapi, ketika perempuan memulainnya, mereka akan lebih cepat kecanduan.

Salah satu efek dari kecanduan judi adalah utang yang menumpuk dari waktu ke waktu. Tidak jarang, mereka kehilangan pekerjaannya akibat mengabaikan tugasnya untuk bisa bertaruh.

Banyak penjudi bermasalah dan sering jatuh ke kegiatan ilegal seperti pencurian demi mendanai kecanduannya. Bagi penjudi yang tidak dapat melunasi utang, dipaksa menyatakan kebangkrutan dan bahkan kehilangan rumah.