Scroll untuk baca artikel
Terkini

Anak-Anak Yatim Piatu di India Bisa Jadi Korban Perdagangan Manusia

Redaksi
×

Anak-Anak Yatim Piatu di India Bisa Jadi Korban Perdagangan Manusia

Sebarkan artikel ini

BARISAN.COCovid-19 di India membuat kolapsnya sarana kesehatan. Korban jiwa berjatuhan. Belakangan, muncul pula kekhawatiran perdagangan anak-anak yang menjadi yatim piatu setelah orang tuanya meninggal dunia.

Di berbagai media sosial termasuk Whatsapp, bersebaran pesan-pesan yang meminta bantuan pertolongan untuk dapat mengurus anak-anak itu.

Komisi Delhi untuk Perlindungan Hak Anak, Anurag Kundu menyampaikan adanya kemungkinanan anak-anak bisa menjadi korban dari perdagangan manusia. Dalam sebuah surat yang dikirim ke kepala polisi Delhi, Anurag menuliskan keprihatinannya.

“Saya prihatin dengan masa depan anak-anak yang telah kehilangan orang tua. Memastikan bahwa mereka tidak menjadi korban perdagangan manusia adalah hal kecil yang dapat kami lakukan.”

India diperkirakan memiliki banyak anak yatim piatu, namun gelombang Covid-19 yang terjadi di negara itu mempercepat segalanya. Kini, bermunculan jumlah korban generasi anak yatim di India.

Di sebuah perdesaan di India Utara, seorang balita dipaksa mengurus dirinya sendiri setelah kedua orang tuanya meninggal akibat tertular virus.

Seperti yang dikutip dari SBS News, kepala Eksekutif Save the Children India, Sudarshan Suchi mengatakan orang-orang enggan masuk dan berjuang tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana menanggapi keadaan yang terjadi. Acap kali, tetangga terlalu khawatir tertular virus sehingga mereka enggan membantu. Begitu halnya kerabat yang tidak memiliki kemampuan untuk menafkahi anak-anak itu.

Save the Children India mengatur ambulans agar membawa anak-anak memperoleh bantuan.

“Masih banyak anak-anak yang menderita dan menjadi yatim piatu sekarang,” kata Suchi.

Suchi begitu khawatir dengan anak-anak yang kehilangan orang tuanya saat ini.

“Ini adalah ketakutan yang sangat nyata saat ini bahwa tidak adanya kemampuan pemantauan fisik dan emosi yang semakin tinggi, adanya kemungkinan pelecehan dan perdagangan anak terjadi,” pungkas Suchi.

Prosedur yang benar dan menyeluruh harus diikuti dan pihak berwenang harus mengawasi dalam proses adopsi anak-anak di India saat ini. Jika tidak, bukan tidak mungkin bahwa anak-anak itu akan menjadi korban perdagangan manusia juga seks. []