Scroll untuk baca artikel
Blog

Anies, Royal Wedding dan Pesan Cinta

Redaksi
×

Anies, Royal Wedding dan Pesan Cinta

Sebarkan artikel ini

MUNGKIN saya ini dianggap orang yang usil. Tapi sebenarnya saya sangat penasaran. Hampir setiap ada kesempatan memegang hape saya selalu membuka akun Instagram @aniesbaswedan.

Tetapi tetap saja tak menemukan momen Pak Anies saat bersalaman dengan Pak Jokowi dan juga kedua mempelai, Kaesang Pangarep – Erina Gudono di Instagram dan juga Facebook pribadinya.

Ada apa? Facebook dan juga Instagram Anies masih terus dibanjiri dengan beragam kegiatannya yang sangat padat dengan tokoh masyarakat, kepala suku, remaja, mahasiswa, kalangan milenial, dosen, nelayan, UMKM dan tokoh olahraga di Sulawesi Selatan dan Papua.

Coba tengok dengan tokoh lainnya yang secara khusus memposting momen di acara tersebut dengan garapan yang sangat sempurna. Artinya dipersiapkan oleh tim. Termasuk para menteri kabinet yang serempak memakai pakaian adat dan berfoto bersama.

Mulai dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang sangat sadar kamera dan modis, kemudian Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno yang memakai adat Jawa lengkap dengan blankon dan keris. Sudah pasti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang tengah bersalaman dengan Jokowi. Apalagi Menteri BUMN Erick Thohir yang menjadi penanggung jawab acara Royal Wedding, tidak cukup satu postingan.

Saya mencoba menyelami dengan kesadaran empatik saya kira-kira alasan Anies belum atau tidak memposting acara pernikahan yang disebut ekonom Rizal Ramli lebih mewah dari pernikahan keluarga Sultan Yogyakarta.

Saya tidak membahas itu, tentu Rizal Ramli punya parameternya. Termasuk jejak digital dari Jokowi yang pernah memperingatkan pejabat negara untuk tidak hidup bermewah-mewahan termasuk yang paling mutakhir kepada pejabat Polri.

Kemudian diterjemahkan oleh anak buahnya saat itu ke dalam surat edaran yang ditandatangani Menpan-RB Yuddy Chrisnandi.

Dalam aturan yang dibungkus dalam Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2014 tentang Gerakan Hidup Sederhana disebutkan, pejabat hanya boleh menyebarkan 400 undangan dengan jumlah tamu maksimal 1.000 orang. Sementara undangan dalam pernikahan Kaesang-Erina pasti lebih dari itu.

Kita kembali ke persoalan Anies, saya kira ada beberapa alasan acara di pernikahan tak diposting. Pertama, acara pernikahan itu sangat pribadi dan sakral. Acara itu biarkan menjadi milik keluarga mempelai.

Kedua, Anies menghindari tuduhan narsis atau mencuri panggung seperti diungkapkan seorang analis politik.

Obrolan guyonnya, Anies tidak mau meniru selebritas Anya Geraldine yang mengundang murka netizen saat menghadiri resepsi pernikahan aktris Chelsea Islan gara-gara terlalu menarik perhatian sehingga tidak bisa ‘membedakan’ siapa yang jadi pengantinnya. Ini soal adab dalam menghadiri pernikahan.

Anies ingin menghindari anggapan itu. Pernikahan itu peristiwa budaya dan sosial bukan peristiwa politik.

Ini dibuktikan sendiri oleh Anies di tengah kesibukannya bersilaturahmi dan menyosialisasikan gagasan dan narasinya kepada ribuan masyarakat Papua dan Sulawesi Selatan terbang langsung ke Solo.

Padahal perjalanan melintasi zona waktu berbeda itu sangat melelahkan tenaga dan pikiran. Anies hadir, di tengah tokoh lain yang memilih absen dengan alasan masing-masing. Ini menjadi penabal bahwa pernikahan bukan peristiwa politik.

Anies lebih memilih untuk memposting segala kegiatannya menyerap langsung aspirasi masyarakat yang selama ini tersumbat dan terabaikan oleh pusat.

Semuanya Anies catat, termasuk soal keluhan persepakbolaan mulai dari pembibitan dan jenjang karier seperti yang diungkapkan mantan pemain Persija dari keluarga Salossa, Ortizan Salossa dan Boaz Salossa. Semuanya Anies rekam untuk diwujudkan menjadi aksi dan karya bila nanti terpilih dalam Pilpres 2024.