“Terorisme telah berubah karena pergeseran paradigma,” ungkapnya.
Dia menyampaikan, pendukung konsep terorisme baru lebih fanatik terhadap agama sedangkan terorisme lama tidak seperti itu.
Indeks Terorisme Global (GTI) 2022 mengungkapkan, meski terjadi peningkatan serangan, dampak terorisme mengalami penurunan. Pada tahun 2021, kematian akibat terorisme turun 1,2 persen sementara serangan naik 17 persen. GTI menyoroti, terorisme menjadi kurang mematikan.
Afghanistan dan Irak berada di urutan pertama sebagai negara yang paling berdampak atas serangan terorisme dan negara yang menyumbang kematian terbanyak yakni 20 persen dari semua kematian akibat terorisme.
Sedangkan, Afrika Sub-Sahara menyumbang 48 persen dari total kematian global akibat terorisme. Empat dari sepuluh negara dengan peningkatan kematian akibat terorisme juga berada di Afrika Sub-Sahara, yakni Somalia, Burkina Faso, Nigeria, dan Mali. Laporan itu mencatat, ada 18 serangan paling mematikan tahun lalu yang terjadi di Afghanistan, Burkina Faso, Niger, Mali, dan Irak. [dmr]