Bifadl-li subḫâna rabbika rabbil-izzatiammâ yashifûn(a). wa salâmun alal-mursalîna wal-ḫamdulillâhi rabbil-âlamîn(a). fî kulli laḫdhatin abadan, ‘adada khalqihi wa ridlâ nafsihi wa zinata ‘arsyihi wa midâda kalimâtihi
Mahasuci Tuhanmu Tuhan yang Mahamulia dari segala tuduhan yang mereka sifatkan. Semoga kesejahhteraan atas para rasul. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh keberadaan. Selalu, dalam tiap kedipan, sebanyak hitungan ciptaannya, keridhaan Diri-Nya, hiasan Arsy-Nya, dan tinta Kalimat-Nya.
Imam Ali bin Abu Bakar as-Saqqaf merupakan penyusun Hizib Sakron. Ia lahir di Tarim, Hadramaut pada tahun 818 Hijriyyah. Imam Ali bin Abu Bakar as-Saqqaf adalah seorang ulama dari golongan ahli tasawuf (Ṣufi).
Ia adalah seorang penghafal al-Qur’an dengan qiraah mujawwad melalui dua riwayat yaitu dari Imam Abi Amr dan Imam Nāfi’. Imam Ali bin Abu Bakar as-Saqqaf juga hafal kitab al-Hawi karangan Imam al-Quzwani.
Ayahnya bernama Abu Bakar memberikan isyarat kepada isterinya ketika sedang mengandung Imam Ali, bahwa janin yang dikandungnya akan memiliki tingkatan (maqām) yang agung.
Syekh Abu Bakar berkata: “Sesungguhnya ketika anakku sedang dalam kandungan telah terkumpul dalam dirinya dua jenis ilmu, akan tetapi hal tersebut masih tersembunyi dan akan terlihat sebelum rambutnya memutih”.
Ketika Imam Ali lahir, kakenya yang bernama al-Muqaddam Tsani Abdurrahman as-Saqqaf mengatakan bahwa kelahiran anak dari Abu Bakar adalah seorang sufi. Dan penamaan Ali merupakan titipan dari saudaranya, Syaikh Abdullah Alaydrus. Setelah ayahnya wafat, Syaikh Ali kemudian diasuh oleh pamannya yang bernama Syaikh Umar Muhdhar.
Dari pamannya tersebut, Imam Ali mendapatkan banyak pelajaran dan dijaganya dari hal-hal yang dapat merusaknya. Ketika pamannya wafat, beliau bertaḥannus (khalwat) dan suatu hari dalam khalwat-nya mendengar suatu panggilan, “yā ayyuhannafsul muṭmainnah irji’ī ilā rabbiki rāḍiyatammarḍiyyah”
Setelah itu beliau keluar dari pertapaannya dan membaca kitab Ihya Ulumudin karya Hujjah al-Islam, Imam al-Ghazali sebanyak dua puluh lima kali ḥataman. Setiap satu kali ḥataman, Syaikh Abdullah Alaydrus mengadakan syukuran dengan menyajikan berbagai makanan dan minuman.
Imam Ali bin Abu Bakar as-Saqqaf adalah seorang wali (kekasih) Allah yang mempunyai kefasihan lidah, dalam dirinya juga terkumpul suatu keutamaan dan kepemimpinan. Beliau banyak mengkaji kitab Tuhfah dan mengamalkan isinya.
Pada malam hari, beliau banyak menghabiskan waktunya untuk beribadah dengan Allah melalui salat malam. Pada setiap malam inilah puncak kecintaannya kepada Allah akan terlihat, sehingga menjadi seseorang yang seakan mabuk. Dari kecintaanya ini, beliau disebut sebagai as-Sakran (orang yang mabuk).
Imam Ali bin Abu Bakar as-Saqqaf wafat pada hari Minggu, 12 Muharram tahun 895 H. dalam usia 77 tahun. Makamnya bersebelahan dengan makam pamannya, Syaikh Umar Muhdhar. Beliau dikaruniai tujuh orang anak laki-laki dan lima anak perempuan.
Manfaat Hizib Sakron
Menurut kalangan para pengamal ilmu hikmah, Hizib Sakron merupakan salah satu Hizib yang dibanggakan. Karena, energi dan dampak yang lahir dari Hizb Sakron ini memiliki kadar kekuatan yang tinggi dan luar biasa.
Di antara manfaat dan keutamaan dari pengamalan membaca Hizb Sakran yakni; Pertama, Sebagai benteng perlindungan (tameng) secara batin. Kedua, Dapat digunakan untuk menundukkan dan mengusir makhluk halus (ghaib) dan sesuatu yang zalim lainnya,