Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Bad Mood? Netralkan Lewat Makanan

Redaksi
×

Bad Mood? Netralkan Lewat Makanan

Sebarkan artikel ini

Selanjutnya, serotonin akan membantu mengatur selera makan dan pola tidur, memperbaiki suasan hati, serta meningkatkan kemampuan menahan rasa sakit. Sebaliknya kadar serotonin yang rendah menimbulkan rasa cemas, membuat orang mudah marah, muncul keinginan untuk melahap makanan manis atau mengandung tepung seperti dessert, roti atau pasta.

Bila kita terbiasa sarapan dengan mengkonsumsi makanan berkarbohidrat, namun tiba-tiba mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar proteinnya (misalnya daging dan telur), mungkin kita akan segera merasa letih atau merasakan sausana hati tak menentu.

Sebelum makan siang, mungkin kita sudah akan menyantap camilan mengandung karbohidrat tinggi, yang akhirnya akan meningkatkan kadar serotonin di dalam otak dan membuat kita merasa lebih nyaman. Jadi bila karbohidrat membuat perasaan hati begitu nyaman, mengapa kita tidak terus menyantap karbohidrat saja?

Seringkali orang menjadi kurang waspada, sulit berkonsentrasi, membuat lebih banyak kesalahan dan merasa mengantuk setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi, dibandingkan setelah makan makanan kaya protein.

Mungkin kita pun sering merasakannya, khususunya di siang hari setelah menikmati makan siang yang banyak mengandung karbohidrat. Sebaliknya, makanan yang tinggi kadar proteinnya cenderung membuat kita menjadi lebih tanggap, lebih gesit, membuat mental berfungi lebih baik, dan meningkatkan kemampuan untuk menghadapi stres.

Serba diatur neurotransmitter

Dua neurotransmitter penting lainnya yaitu dopamine dan norepinefrin, diproduksi oleh asam amino jenis lain yaitu tyrosine. Rendahnya kadar neuro transmitter jenis ini bisa meningkatkan depresi dan gangguan emosi lainnya. J

ika kadar tyrosine dan kedua neurotransmitter tersebut cukup, kita tidak akan mudah mengantuk. Jadi mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar proteinnya, juga membuat badan terasa segar hingga sehari.

Makanan tinggi protein dan makanan kaya serat (misal: sayuran, buah) pun dapat mengurangi turunnya gula darah secara drastis, yang normal terjadi setelah makan, yang menyebabkan kelelahan dan turunnya fungsi mental. Beberapa neurotransmitter pengontrol selera makan bekerja sama dengan bahan kimia otak lainnya dan berfungsi menguatkan hasrat kita untuk mengkonsumsi makanan tertentu.

Neurotransmitter tersebut, yaitu neuropeptide Y, akan menimbulakn hasrat untuk menyantap makanan kaya karbohidrat seperti pancake, muffins, roti dan sereal, guna memastikan tubuh kita cukup mendapatkan bahan bakar. Neurotransmitter yang lain, yaitu galatin, berkaitan erat dengan endorphin.