Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Baju Baru Cucu Rasulullah, Kisah Pilu Sambut Hari Raya

Redaksi
×

Baju Baru Cucu Rasulullah, Kisah Pilu Sambut Hari Raya

Sebarkan artikel ini

Melihat kesedihan putranya, Fatimah Az-Zahra memberanikan diri untuk bertanya:

“Wahai Ibu, anak-anak di Madinah telah dihiasi dengan pakaian idul fitri kecuali kami. Mengapa Ibu tidak menghiasi kami..?”

Baju kalian masih di tukang jahit,” jawab Fatimah Az-Zahra.

Malam hari raya tiba, Hasan dan Husain belum juga mendapati pakaian baru. Lantas keduanya menanyakan hal tersebut kepada ibunya.

Sang ibu Fatimah Az-Zahra mulai menitikan air mata dan menangis dipelukan Hasan dan Husain. Tangisan putri Rasulullah Saw sebab tidak mampu membelikan baju baru untuk anak-anaknya.

Selang beberapa waktu, terdengar suara ketukan pintu. Fatimah Az-Zahra menghampiri seraya berkata:
“Siapa…?”
“Wahai putri Rasulullah Saw, saya adalah tukang jahit datang membawa hadiah pakaian untuk kedua putramu.”

Fatimah Az-Zahra membuka pintu, maka tampaklah seseorang dengan membawa bingkisan. Lalu bingkisan tersebut diberikan kepada Fatimah Az-Zahra.

Lantas Fatimah Az-Zahra membuka bingkisan tersebut, di dalamnya ternyata terdapat dua gamis, dua celana, dua mantel, dua serban, dan dua pasang sepatu hitam yang kesemuanya terlihat indah.

Fatimah Az-Zahra pun memanggil kedua putranya, memberikan dan memakaikan keduanya busana hari raya.

Kemudian Rasulullah Saw datang dan melihat kedua cucunya sudah rapi memakai pakaian baru yang indah. Rasul pun menggendong keduanya dan mencium keduanya dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang.

Setelahnya, Rasulullah Saw bertanya kepada putrinya Fatimah Az-Zahra.

“Apakah engkau melihat tukang jahit tersebut…?”
“Iya, aku melihatnya,” Jawab Fatimah Az-Zahra.
Lalu Rasulullah menjelaskan:
“Duhai putriku, dia bukanlah tukang jahit, melainkan Malaikat Ridwan sang penjaga surga.”

Bahkan para penghuni langit dan bumi pun berbahagia jika kedua cucu Rasulullah Saw berbahagia dan akan bersedih jika mereka bersedih.

Riwayat yang memilukan ini dinarasikan oleh Ibnu Syahr Asyub dari Al-Ridha dan dinukil oleh Hakim al-Naisaburi dalam kitabnya al-Amali. Sebagaimana telah beredar di laman-laman media sosial.

Namun kita bisa mengambil hikmah dari kisah di atas, semoga atas limpahan nikmat Allah Swt kita termasuk hamba yang bersyukur.