Scroll untuk baca artikel
Blog

[FOKUS] Banjir, Tuhan, Kapitalis, dan Perlawanan Nuh As

Redaksi
×

[FOKUS] Banjir, Tuhan, Kapitalis, dan Perlawanan Nuh As

Sebarkan artikel ini
Nabi Nuh As dan Kaum Kapitalis

Masihkah kita mengingat kisah Nabi Nuh As, tak pantas kiranya kita mensalahkan Tuhan dan curah hujan tapi diri kitalah yang bersalah. Allah sebagai Tuhan yang menjadi sutradara memerintahkan kita untuk mematuhi segala apa yang diperintahkan serta menjauhi segala yang dilarang.

Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’araaf/7: 96)

Al Qur’an juga menerangkan untuk tidak membuat kerusakan di muka bumi ini seperti dalam surat al A’raaf yakni:

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (Q.S. Al A’raaf/7 : 56).

Pada dasarnya kerusakan sumber daya alam dan lingkungan itu disebabkan oleh kelakuan manusia sendiri. Akibatnya sumber daya alam dan pada khususnya energi menjadi barang langka akibat tingkat interaksi yang berlebihan (over explotation) dan kurang memperlihatkan aspek berkelanjutan.

Siapa itu Nabi Nuh As?, nama Nuh bukan berasal dari bahasa Arab, tetapi dari bahasa Syria yang artinya “bersyukur” atau “selalu berterima kasih”. Dinamakan Nuh karena seringnya dia menangis, nama aslinya adalah Abdul Ghafar (Hamba dari Yang Maha Pengampun). Geneologi Nuh As adalah nabi ketiga sesudah Adam, dan Idris. Ia merupakan keturunan kesembilan dari Adam.

Ayahnya adalah Lamik (Lamaka) bin Metusyalih atau Mutawasylah (Matu Salij) bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusyi bin Syits bin Adam. Antara Adam dan Nuh ada rentang 10 generasi dan selama periode kurang lebih 1642 tahun. Sedangkan menurut kisah dari Taurat nama asli Nuh adalah Nahm yang kemudian menjadi nama sebuah kota, kuburan Nuh berada di desa al Waqsyah yang dibangun didaerah Nahm. Nuh As mendapat gelar dari Allah dengan sebutan Nabi Allah dan Abdussyakur yang artinya “hamba (Allah) yang banyak bersyukur”.

Ia hidup sekitar (3993-3043 SM) seorang pejuang anti kapitalis atau rasul yang diceritakan dalam Kitab Taurat, Al-Kitab dan Al-Qur’an. Nuh As diangkat menjadi Nabi sekitar tahun 3650 SM, diperkirakan tinggal di wilayah selatan Irak Modern dan bahkan di negeriku Indonesia menggap Nabi Nuh As berasal dari Jawa Indonesia, sebab kayu-kayu besar dan banyaknya gunung dan kemakmuran berada di wilayah Nusantara.