ADA pasien perempuan berusia sepuluh tahun datang kepada saya. Dia datang dengan keluhan, pada bibir bawah bagian dalam terdapat benjolan kecil. Tidak ada keluhan rasa sakit, tetapi mengganggu bila dibuat makan. Pasien tidak sengaja sering menggigit benjolan tersebut pada saat proses mengunyah makanan.
Pada pemeriksaan klinis, didapati benjolan tersebut berdiameter 3 mm, bulat, pada saat disentuh tidak sakit dan benjolan tersebut berwarna sama dengan jaringan sekitarnya. Diagnosis sementara dari saya, benjolan tersebut ialah iritasi fibrous. Oleh karena itu, harus dilakukan pengangkatan atau operasi eksisi pada pasien tersebut. Apa itu iritasi fibrous?
Iritasi fibrous atau istilah lama disebut fibroma ialah salah satu tumor jinak yang sering terjadi di rongga mulut. Tumor ini terjadi akibat reaksi hiperplastik dari jaringan penghubung terhadap suatu respon iritasi local atau trauma dengan pertumbuhan yang lambat serta membentuk massa yang kuat. Pada keadaan tertentu, tampakan secara klinis iritasi fibrous bisa diragukan dengan keganasan yang lain, dalam hal ini neoplasma.
Bila iritasi fibrous terletak secara terlokalisir, semisal yang biasanya terjadi trauma itu di daerah gusi atau daerah bibir, maka yang terkena iritasi fibrous hanya daerah gusi atau bibir saja. Sedangkan neoplasma biasanya bermetastase atau menyebar ke daerah sekitarnya dan meninggalkan bau busuk serta keadaan oral hygiene dan kesehatan tubuh pasien yang buruk.
Iritasi fibrous secara umum berlokasi pada submukosa terutama pada mukosa bukal yang merupakan respon terhadap iritasi pada gigi tiruan lepasan yang tepiannya terlalu tajam. Bisa juga trauma oleh karena gigitan yang berlangsung terus menerus dalam jangka waktu yang lama pada pipi atau bibir.
Bentuk dari lesi iritasi fibrous ini terlihat seperti bentukan nodul halus berwarna merah muda dan melingkupi mukosa. Pada pasien berkulit gelap, massa dari lesi iritasi fibrous terlihat seperti pigmentasi coklat keabuan. Sebagian besar berlokasi di mulut, pipi, bibir dan bagian tepi dari lidah. Ukurannya berkisar dari lesi kecil yang terdiri atas berpasang-pasang dengan diameter milimeter, pada beberapa massa yang besar biasanya berukuran sentimeter, bervariasi 1-2 cm.
Terapi dari iritasi fibrous ini ialah dengan melakukan eksisi pada lesi yang bersangkutan. Eksisi ialah pengangkatan lesi fibrous. Bisa dengan menggunakan laser, atau dengan pisau bedah. Namun, perawatan eksisi lesi iritasi fibrous ini dapat menyebabkan kekambuhan. Oleh karena kadang penyebab dari terbentuknya lesi itu sendiri. Seperti gigi tiruan lepasan yang pinggirannya tajam atau kebiasaan suka menggigit gigit pipi dan bibir dari pasien tersebut yang sukar dihilangkan.
Sebelum dilakukan perawatan eksisi ini, biasanya pasien dianjurkan untuk pemeriksaan penunjang mikroskopik, untuk mengetahui apakah lesi yang yang nanti akan diambil itu memang lesi akibat iritasi fibrous atau tidak, disertai dengan keganasan atau tidak.