Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Berhentilah Berpura-pura Jadi Tuhan

Redaksi
×

Berhentilah Berpura-pura Jadi Tuhan

Sebarkan artikel ini

Soleh, yang diperankan oleh Reza Rahadian, gundah dengan ketaatan Menuk pada sang majikan, Hendra, yang menurutnya lebih menonjolkan etnis dan anti Islam. Soleh menganggap keputusan Hendra yang mencoret waktu istirahat untuk salat, dan bahkan tetap buka restoran pada bulan puasa serta menghapus liburan Idul Fitri, adalah wujud pelecehan pada Islam.

Soleh pun marah, sekaligus cemburu akan ketaatan Menuk pada Hendra. Kemudian bersama teman-temannya, Soleh merusak restoran dan mengakibatkan Tan Kat Sun meninggal.

Menuk syok oleh kecupetan dan anarkistis sang suami. Soleh pun merasa bersalah. Akhirnya, ia, yang telah bergabung di Banser NU, turut dalam keamanan gereja. Malahan ikut menjadi korban, tatkala rakitan bom yang ia temu di bawah salah satu kursi jemaat gereja, ia bawa lari dan meledak di luar gereja bersama tubuhnya.

Nah, lain Tanda Tanya lain PK. Film Bollywood garapan Rajkumar Hirani, 2015, berkisah tentang alien, PK sebutannya, yang terdampar di bumi. PK tidak (lagi) mempersoalkan isu konflik agama dan etnis, tetapi mengkritik fungsi agama itu sendiri, yakni masihkah berupaya humanisasi, masihkah berkesadaran Tuhan.

“Kita semua anak-anak Tuhan kan? Lalu, ayah macam apa yang selalu menuntut anaknya untuk memberinya susu dan memujanya?” tanya PK, yang diperankan oleh Aamir Khan.

“Jika demikian, maka apa yang akan Tuhan katakan?” timpal Jaggu, yang diperankan oleh Anushka Sharma.

“Aku yakin Dia akan bilang, ‘setiap hari, jutaan anak kelaparan di Delhi. Kenapa meninggalkan mereka dan memburu-Ku? Jagalah mereka! Biarkan mereka yang meminum susu, bukan Aku.’” jawab PK.

Menurut PK beragama sedianya bersentuhan dengan keseharian yang sepele, lumrah, dan wajar. Beragama ialah berkoeksistensi dengan sesama umat manusia. Menyapa yang tersisih, yang marjinal, dan minim perhatian. Menyatu rasa dengan penuh empati. Singkatnya saling mengulur nilai kebajikan. Merawat nilai fitrah manusiawi yang sebetulnya lahir seiring kelahiran manusia itu sendiri.

Sekira tak demikian, Aamir Khan menyebutnya “salah sambung” kepada umat yang hanya khusyuk beritual dan demen menghitung-hitung pahala. PK hadir membongkar kesalahpahaman tersebut. PK mengkritik Tapasvi Maharaj, lelaki bertubuh tambun, yang sukses memanfaatkan ketakutan banyak orang atas orientasi hidup, dan berhasil mengecoh mereka untuk mengalihkan harta pada penggelembungan kantong pribadinya. PK memprotes bahwa bertuhan yang sesungguhnya adalah berlaku welas kepada yang berkekurangan, bukan malah mengumbar ketakutan mereka.