Scroll untuk baca artikel
Blog

Berteman dengan Kegagalan

Redaksi
×

Berteman dengan Kegagalan

Sebarkan artikel ini

Hadiah dari teman-teman SMA saya sebelum saya UTBK. :”)

Kadang kalau saya lagi benar-benar rajin, jeda mata kuliah ke mata kuliah lainnya saya gunakan untuk belajar dan mencatat materi UTBK, terima kasih Tanoto Library dan LSI yang seringkali menjadi tempat singgah saya untuk mengambis lagi. Ketika kuliah mulai berjalan online pun saya masih sempatkan mengikuti bimbel dan belajar secara online untuk mengejar UTBK. Jujur sama sekali ga mudah karena saya harus membagi fokus saya ke banyak hal, tetapi saya masih berusaha untuk mencoba.

Hingga akhirnya hari yang dinanti tiba, saya merasa menjawab soal dengan suasana hati yang baik dan cukup yakin dengan jawaban-jawaban yang saya berikan. Rasa lega, senang, serta bahagia meliputi hati saya karena saya merasa usaha saya tidak sia-sia. Saya merasa ikhlas dan tenang, serta cukup yakin dengan hasil yang akan diberikan. Tetapi ternyata, pada hari Jumat 14 Agustus 2020, jawaban terbaik dari doa-doa dan usaha saya datang, namun ternyata jawaban itu bukanlah sebuah jawaban yang mungkin saya harapkan.


Pengumuman UTBK 2020

Awalnya saya kira saya ga akan sedih lagi, ga akan nangis lagi dengan kegagalan. Saya sudah sering kali bertemu dan bahkan berteman dengannya. Tetapi ternyata hari itu saya menangis lagi, merasa bersalah, merasa tak ada arti. Saya rasa banyak sekali orang-orang baik yang ada di sekitar saya, orangtua, teman-teman silih berganti mendengar tangisan dan kesedihan saya. Terus berucap hal-hal baik agar saya bisa ikhlas memaafkan diri dan juga ikhlas dengan jawaban terbaik ini.

Alhamdulillah proses kesedihan saya tidak berlarut-larut, berkat dukungan yang baik, hal-hal positif lainnya juga datang mengikuti. Esok paginya saya harus rapat lagi jadi saya usahakan untuk semangat dan bisa memaafkan kekecewaan diri.

Bagi saya gagal itu adalah bagian dari kehidupan yang ga perlu dihindari, tetapi cukup untuk diterima. Gagal bisa menjadi pemicu semangat untuk hal-hal baik selanjutnya, menjadi pemicu untuk mau berusaha dan mencoba lagi. Gagal adalah teman terbaik kehidupan, yang walaupun sedikit pahit, tetapi bisa mengubah kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Saya paham mungkin usaha saya belum semaksimal itu. Tetapi saya yakin Tuhan memberikan jawaban ini agar saya bisa berproses lebih baik di tempat yang saya pijaki hari ini. Kegagalan merupakan proses yang akan terus saya syukuri, agar bisa menjadi lebih ikhlas dan juga menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

As a wise man said,

if plan A doesn’t work, just remember: the alphabet has 25 more letters

Jika saya gagal hari ini, bukan berarti semua pintu untuk mencapai mimpi saya akan tertutupi.

Jakarta, 16 Agustus 2020.