Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Berteman dengan Kegagalan

:: Opini Barisan.co
17 Agustus 2020
dalam Opini
Berteman dengan Kegagalan

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp
Oleh: Arina Salsabila Santoso

(Mahasiswa Institut Pertanian Bogor)

Barisan.co – Hai! Cerita ini mungkin adalah salah satu yang bisa dibilang sangat pribadi dan sensitif bagi saya. Cerita tentang gagal, dan juga berteman dengannya. Bagi saya pribadi, gagal merupakan hal yang sering sekali saya temui. Gagal dalam mengikuti kompetisi, gagal dalam menggapai beberapa mimpi, gagal dalam jatuh hati, atau sesederhana gagal diet hari ini.

Gagal bisa dibilang sering sekali berteman dengan saya. Tetapi apakah saya menyukai kegagalan? Tentu saja tidak. Saya tidak menyukai kegagalan, tetapi saya menerima bahwa kegagalan adalah suatu proses dari jatuh bangunnya kehidupan. Proses pembelajaran yang mungkin sering kali kita luput perhatikan.

Mungkin sejak duduk di bangku SMP saya sudah mulai berteman dengan yang namanya gagal. Berkali-kali ikut seleksi lomba olimpiade sana sini, tetapi ternyata belum rezeki. Di SMA pun begitu, mencoba ikut lomba debat, submit beberapa lomba esai dan karya tulis, daftar kegiatan-kegiatan nasional atau volunteer. Sampai, ikut seleksi OSN dan hasilnya banyak sekali terjadi penolakan dan kegagalan.

BACAJUGA

Mahasiswa Bandung HIV-AIDS

5.943 Warga Bandung Positif HIV-AIDS, 414 di Antaranya Mahasiswa

25 Agustus 2022
Lomba KaTa Kreatif Kemenparekraf RI

Mahasiswa Universitas Paramadina Borong Juara Lomba KaTa Kreatif Kemenparekraf RI

14 Mei 2022

Sering kali saya sudah berada di tahap semi final. Tetapi kalah hingga akhirnya ga bisa bawa pulang piala karena ga masuk final. Banyak coba, banyak juga gagal yang datang.

Tetapi menurut saya, di balik semua kegagalan yang saya lewati, banyak sekali hikmah dan jawaban lain yang saya dapatkan. Walaupun gagal berkali-kali olimpiade di SMP, ternyata saya dipertemukan dengan salah satu passion saya yaitu public speaking. Hingga akhirnya saya dapat mewakili sekolah saya menjadi Juara 1 Pidato Puteri se-Tangerang Selatan pada masa itu.

Walaupun di SMA saya kehilangan beberapa kesempatan karena gagal dan ditolak, ternyata saya mendapat kesempatan menjadi salah satu delegasi Parlemen Remaja Indonesia (Delegasi DKI Jakarta). Gagal sering kali berteman dengan saya, tetapi mencoba berkali-kali akhirnya juga bisa menjadi kebiasaan untuk saya.

Sebenarnya alasan saya menulis ini adalah ingin menceritakan salah satu cerita tentang gagal, dan mencoba yang bisa dibilang baru-baru ini saya hadapi. Walaupun mungkin tadi saya bilang saya sudah berteman dengan kegagalan, tetapi gagal juga tidak pernah mudah bagi saya. Mungkin bagi beberapa teman yang membaca ini, teman-teman sudah tahu bahwa saya mengikuti UTBK lagi di tahun ini.

Iya, saya memang sudah berkuliah di IPB, tetapi ada mimpi yang mungkin ingin saya kejar di tempat lain. Bukan berarti kampus saya yang sekarang tidak bisa memfasilitasi mimpi tersebut. Tetapi karena saya ingin mencoba lagi mengejar mimpi saya yang dulu. Karena, tahun lalu saya gagal mengejar mimpi tersebut, akhirnya saya mengikuti UTBK lagi.

Proses mengikuti UTBK di tahun kedua jelas bukanlah proses yang mudah, banyak sekali jatuh bangun di dalamnya. Apalagi karena saya cukup aktif berkegiatan di IPB, waktu harus saya bagi sebaik dan seefektif mungkin. Ketika perkuliahan masih dijalankan secara offline di Dramaga, saya membagi waktu saya untuk kuliah, organisasi-kepanitiaan, dan juga les bimbingan belajar.

Ketika ada waktu kosong atau jam kuliah saya sudah selesai, saya berangkat dari Dramaga ke Yasmin agar bisa mengikuti kelas bimbel. Jika kelas kosong saya ada di pagi hari saya berangkat pagi ke bimbel lalu siang berkuliah di Dramaga. Ketika ada waktu rapat, saya balik ke Dramaga dan ketika hari itu tidak ada rapat saya menetap sampai malam di tempat bimbingan belajar saya. Terima kasih NF Dramaga, terima kasih juga teman-teman saya yang berbaik hati mengantar dan menjemput saya selepas belajar.


Hadiah dari teman-teman SMA saya sebelum saya UTBK. :”)

Kadang kalau saya lagi benar-benar rajin, jeda mata kuliah ke mata kuliah lainnya saya gunakan untuk belajar dan mencatat materi UTBK, terima kasih Tanoto Library dan LSI yang seringkali menjadi tempat singgah saya untuk mengambis lagi. Ketika kuliah mulai berjalan online pun saya masih sempatkan mengikuti bimbel dan belajar secara online untuk mengejar UTBK. Jujur sama sekali ga mudah karena saya harus membagi fokus saya ke banyak hal, tetapi saya masih berusaha untuk mencoba.

Hingga akhirnya hari yang dinanti tiba, saya merasa menjawab soal dengan suasana hati yang baik dan cukup yakin dengan jawaban-jawaban yang saya berikan. Rasa lega, senang, serta bahagia meliputi hati saya karena saya merasa usaha saya tidak sia-sia. Saya merasa ikhlas dan tenang, serta cukup yakin dengan hasil yang akan diberikan. Tetapi ternyata, pada hari Jumat 14 Agustus 2020, jawaban terbaik dari doa-doa dan usaha saya datang, namun ternyata jawaban itu bukanlah sebuah jawaban yang mungkin saya harapkan.


Pengumuman UTBK 2020

Awalnya saya kira saya ga akan sedih lagi, ga akan nangis lagi dengan kegagalan. Saya sudah sering kali bertemu dan bahkan berteman dengannya. Tetapi ternyata hari itu saya menangis lagi, merasa bersalah, merasa tak ada arti. Saya rasa banyak sekali orang-orang baik yang ada di sekitar saya, orangtua, teman-teman silih berganti mendengar tangisan dan kesedihan saya. Terus berucap hal-hal baik agar saya bisa ikhlas memaafkan diri dan juga ikhlas dengan jawaban terbaik ini.

Alhamdulillah proses kesedihan saya tidak berlarut-larut, berkat dukungan yang baik, hal-hal positif lainnya juga datang mengikuti. Esok paginya saya harus rapat lagi jadi saya usahakan untuk semangat dan bisa memaafkan kekecewaan diri.

Bagi saya gagal itu adalah bagian dari kehidupan yang ga perlu dihindari, tetapi cukup untuk diterima. Gagal bisa menjadi pemicu semangat untuk hal-hal baik selanjutnya, menjadi pemicu untuk mau berusaha dan mencoba lagi. Gagal adalah teman terbaik kehidupan, yang walaupun sedikit pahit, tetapi bisa mengubah kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Saya paham mungkin usaha saya belum semaksimal itu. Tetapi saya yakin Tuhan memberikan jawaban ini agar saya bisa berproses lebih baik di tempat yang saya pijaki hari ini. Kegagalan merupakan proses yang akan terus saya syukuri, agar bisa menjadi lebih ikhlas dan juga menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

As a wise man said,

“if plan A doesn’t work, just remember: the alphabet has 25 more letters”

Jika saya gagal hari ini, bukan berarti semua pintu untuk mencapai mimpi saya akan tertutupi.

Jakarta, 16 Agustus 2020.

Topik: Arina SalsabilaMahasiswaRefleksi
Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?
Opini

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

23 Januari 2023
Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari
Opini

Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

22 Januari 2023
Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta
Opini

Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

22 Januari 2023
BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?
Opini

BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

21 Januari 2023
Politik Para Pecundang
Opini

Politik Para Pecundang: Menebar dan Melempar Buah Busuk

21 Januari 2023
cak nun Strukturalisme
Opini

Strukturalisme yang Bertabrakan dengan Kontekstualisme

21 Januari 2023
Lainnya
Selanjutnya
Gus Baha

Viral! Tulisan Kritik Gus Baha untuk NU

75 Tahun Indonesia Merdeka: Politik Pesat dan Ekonomi Lambat

75 Tahun Indonesia Merdeka: Politik Pesat dan Ekonomi Lambat

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

26 Januari 2023
Demo Kepala Desa

Perpanjangan Masa Jabatan Kepala Desa Dinilai Ugal-ugalan

26 Januari 2023
Normalisasi Sungai Berlanjut, Ciliwung Institute Pertanyakan Logika Kementerian PUPR

Normalisasi Sungai Berlanjut, Ciliwung Institute Pertanyakan Logika Kementerian PUPR

26 Januari 2023
Kenapa Kita Menangis Saat Menonton Film?

Kenapa Kita Menangis Saat Menonton Film?

26 Januari 2023
Menciptakan Wirausaha Muda

Merdeka Belajar, Menciptakan Wirausaha Muda, Mengapa Tidak?

26 Januari 2023
pH Tubuh

Berbahaya Jika pH Tubuh Terlalu Asam

26 Januari 2023
sholawat bulan rajab

Lirik Sholawat Bulan Rajab Teks Arab, Latin dan Artinya

26 Januari 2023

SOROTAN

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan
Sorotan Redaksi

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan

:: Anatasia Wahyudi
25 Januari 2023

Di mana pun mereka berada, anak-anak yang tumbuh dalam kemiskinan menderita dari standard hidup yang buruk, mengembangkan lebih sedikit keterampilan...

Selengkapnya
Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

23 Januari 2023
Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

22 Januari 2023
Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

22 Januari 2023
BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

21 Januari 2023
Politik Para Pecundang

Politik Para Pecundang: Menebar dan Melempar Buah Busuk

21 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang