Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Berutang Berdampak Pada Masalah Emosional

Redaksi
×

Berutang Berdampak Pada Masalah Emosional

Sebarkan artikel ini

Perilaku seperti itu hanya menyebabkan lebih banyak utang karena beban bunga dan biaya keterlambatan menumpuk. Mengabaikan kenyataan memang mekanisme pertahanan yang berguna bagi otak untuk merasionalisasi kesalahan dan melindungi ego. Namun, kenyataan akan selalu muncul.

Utang juga memberi alasan lain untuk tidak menikah. Para peneliti di University of Wisconsim menemukan, tingkat utang berkontribusi pada penurunan tingkat pernikahan di antara orang dewasa muda. Begitu menikah, masalah uang tidak kunjung hilang. Sebuah laporan tahun 2019 Business Insider mengungkapkan, masalah keuangan berkontribusi pada sekitar 36% perceraian karena utang meningkatkan stres dan ketegangan dalam hubungan.

Kala ekonomi merosot, kemarahan meningkat. Kalangan medis menamai degn Debt-Anger Syndrom. Bukan panik atau menyangkal, kreditu justru marah karena terus dikirimi tagihan. Ini tidak hanya merusak hubungan, efek fisiologisnya menyebabkan migrain, penyakit jantung, dan turunnya daya tahan terhadap infeksi. Maka, tak mengherankan jika yang berutang lebih galak saat ditagih.

Saat orang melalui tahap penyangkalan, panik, dan marah terhadap utang, muncul depresi ketika tagihan tetap hadir. Keputusaaan ini memicu lebih banyak utang karena penderita kadang menghilangkan depresi dengan memanjakan diri dengan berbelanja atau liburan. Saat lebih banyak depresi dan keputusasaan semakin mereka tidak peduli dengan utang yang menyebabkan rasa sakitnya. Mereka hanya ingin rasa sakit itu berakhir.

Kabar baiknya, semua itu bisa teratasi dengan cara keluar dari utang. Mulailah mengurangi pengeluaran, meningkatkan pembayaran utang bulanan kepada kreditur, mengurangi suku bunga, dan melunasi tagihan pada tanggal yang ditentukan. Bertindak memulai menutup lubang adalah langkah yang positif.

Berbelanja memang bisa memberikan kebahagiaan kepada diri sendiri. Namun, dengan limit yang besar seperti yang ditawarkan oleh Allo Bank, itu berarti semakin besar tumpukan utang yang kemungkinan akan diambil oleh konsumen.

Setiap kemudahan memang memiliki kekurangan. Namun, upayakan untuk kontrol diri sendiri. Pilihlah barang yang memang diperlukan dan hindari tergoda dengan berbagai macam tawaran berutang. Pikirkan juga bahwa berutang melalui Buy Now Pay Later bukan hanya memberikan akses kemudahan, namun juga berdampak buruk bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. [rif]