Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Bukan Banjir Darah Benar Memukau Kalbu

:: Eko Tunas
9 Februari 2021
dalam Opini
Banjir pekalongan

Banjir di Pekalongan air berwana merah dari pewarna batik

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp
Mata Budaya (1)

Pejuang rakyat Myanmar, Aung San Suu Kyi tentu tidak mengira, bakal terjadi kudeta terhadap pemerintah syah. Walau kudeta itu dilakukan oleh militer, tapi tidak ada pertumpahan darah.

Masyarakat kita yang nir budaya, bisa jadi menghubungkan peristiwa kudeta dengan banjir di negeri ini. Terutama banjir yang terjadi di Kota Pekalongan. Betapa banjir itu berwarna darah. Maklum, kita kadung punya trauma peristiwa politik berdarah 1965. Satu trauma atas dialog seperti digambarkan dalam film “G 30 S – PKI” Arifin C Noer: darah ini berwarna merah, Jendral..!

Lalu dihubungkan juga dengan kudeta di Partai Demokrat. Seperti dinyatakan oleh pimpinan partai berlambang mercy, AHY: telah terjadi rencana kudeta oleh lima senior partai dan seorang purnawan jendral di luar partai. Entah apakah sikap politik AHY diilhami oleh kudeta di Myanmar atau, “bukan kudeta benar menusuk kalbu…”

Dunia politik tampaknya tengah dilanda trauma kudeta, sejak tembok Rusia runtuh, dan ideologi-ideologi besar dunia bunuh diri. Liberalisme, kapitalisme, komunisme, bunuh diri. Lalu para negara super power mau membangun ideologi baru, kapitalisme global. Di negeri ini “bunuh diri” itu berlangsung di tahun ’65.

BACAJUGA

debat kebudayaan

Mengapa Sekarang Tidak Ada Debat Kebudayaan

17 Mei 2023
Partai Demokrat

Partai Demokrat Yakin Raup 15 Persen Kursi Senayan di Pileg Nanti

14 Mei 2023

Lalu bagaimana dengan “banjir darah” di Pekalongan yang jadi viral di media resmi atau media sosial.

Ternyata, genangan banjir berwarna merah itu, disebabkan tercemar biang batik. Ingat, Pekalongan dikenal sebagai kota batik, oleh industri batiknya yang telah meng-internasional.

Dari peristiwa atas kenyataan sosial-budaya ini tak aneh budayawan Pekalongan, Taufik Harja melihat fenomena yang terjadi di kotanya menyebutnya sebagai: KARYA SENI INSTALASI.

Begitulah memang dasar seni instalasi yang mewabah di dunia sejak 1980-an. Satu jenis kesenian baru berdasarkan ide atas peristiwa sosial budaya.

Pertanyaannya, apakah banjir berwarna merah di Pekalongan, yang bisa disebut karya seni instalasi, bisa juga menjadi penanda kehidupan politik?

Pertanyaan lanjut, apakah obat pewarna batik itu sengaja dibocorkan. Sehingga, genangan banjir yang melanda kota Pekalongan bagaikan satu isyarat atau judul seni instalasi “banjir darah”.

Kalau benar, maka si pembocorlah sang seniman instalasi itu.

Sungguh: bukan banjir darah benar memukau kalbu.***

Topik: BudayaMata BudayaPartai DemokratPewarna Batik Pekalongan
Eko Tunas

Eko Tunas

Eko Tunas, budayawan, tinggal di Semarang.

POS LAINNYA

korupsi dan ideologi
Opini

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang
Opini

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
Mengawasi Black Campaign
Opini

Penguatan Peran Bawaslu dalam Mengawasi Black Campaign di Sosial Media pada Pilpres 2024

31 Mei 2023
Denny Indrayana, Profesor Asli Bukan Kompresor Apalagi Provokator
Opini

Denny Indrayana, Profesor Asli Bukan Kompresor Apalagi Provokator

30 Mei 2023
Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei
Opini

Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

29 Mei 2023
Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat
Opini

Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

29 Mei 2023
Lainnya
Selanjutnya
Hari Pers Nasional, Wartawan dapat Kado Istimewa dari Presiden

Hari Pers Nasional, Wartawan dapat Kado Istimewa dari Presiden

Mengerti Utang Pemerintah [Bagian Tiga]

Mengerti Utang Pemerintah [Bagian Sembilan]

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Bahlil Lahadalia Menjadi Pengusaha
Terkini

Bahlil Lahadalia Ajak Lulusan Universitas Paramadina Menjadi Pengusaha

:: Redaksi Barisan.co
1 Juni 2023

Orasi ilmiah "Kebijakan Investasi untuk Mencapai Indonesia yang Sejahtera"

Selengkapnya
kandungan gizi tempe

Kandungan Gizi Tempe, Berikut Cara Menggoreng yang Baik dan Renyah

1 Juni 2023
korupsi dan ideologi

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Kalender Jawa Juni 2023 Lengkap, Weton dan Penanggalan Hijriah

Kalender Jawa Juni 2023 Lengkap, Weton dan Penanggalan Hijriah

1 Juni 2023
Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023

Poster Perhatikan Kebutuhan Pokok Bukan Terus Merokok, Mahasiswa Peringati Hari Tanpa Tembakau Sedunia

1 Juni 2023
ChatGPT Menyesatkan, Pengacara ini Bakal Kena Sanksi Pengadilan

ChatGPT Menyesatkan, Pengacara ini Bakal Kena Sanksi Pengadilan

1 Juni 2023
Dampak Buruk Polusi Cahaya bagi Kesehatan

Dampak Buruk Polusi Cahaya bagi Kesehatan

1 Juni 2023
Lainnya

SOROTAN

korupsi dan ideologi
Opini

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

:: Redaksi Barisan.co
1 Juni 2023

Korupsi dan ideologi

Selengkapnya
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
Mengawasi Black Campaign

Penguatan Peran Bawaslu dalam Mengawasi Black Campaign di Sosial Media pada Pilpres 2024

31 Mei 2023
Denny Indrayana, Profesor Asli Bukan Kompresor Apalagi Provokator

Denny Indrayana, Profesor Asli Bukan Kompresor Apalagi Provokator

30 Mei 2023
Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

29 Mei 2023
Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

29 Mei 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang