Kesuksesan merupakan sesuatu yang berhak diraih siapapun. dengan kerja keras dan semangat juang. Maka, tak heran jika perempuan pun terpacu untuk meraih kesuksesan. Sayangnya, norma patriaki kuno telah memberikan gagasan jika perempuan dibangun tidak untuk lebih sukses dibanding laki-laki. Bahkan sebuah studi penelitian University of Bath menemukan suami merasa tidak aman saat istrinya berpenghasilan 40 persen lebih dari total pendapatan rumah tangga.
Di era penuh kompetisi seperti saat ini, siapa pun berhak untuk mendapatkan kesuksesan lebih. Jika melihat film Netflix “Always Be My Maybe”, kita disuguhkan bagaimana kesuksesan Shasa Tran (Ali Wong) sebagai selebriti chef membuat tekanan bagi mantan pacarnya, Marcus Kim (Randall Park).
Anehnya, sebagai laki-laki, Marcus perlu untuk melakukan perubahan besar terhadap hidupnya bukan menyalahkan Shasa yang jauh lebih sukses. Sebagai mantan pasangan, keduanya tentu kaget saat dipertemukan kembali. Apalagi melihat Marcus menggunakan ayahnya, Harry Kim (James Saito) sebagai alasan untuk bersembunyi dari ketakutannya dari kegagalan yang membuat band-nya tidak pernah mengikuti audisi apa pun.
Beberapa orang yang memiliki kesempatan terkadang menyia-nyiakannya demi melindungi diri mereka dari kekhawatiran akan kegagalan. Dan di saat pasangannya menjadi sukses, itu malah dianggap ganjalan dan hinaan.
Rasa rendah diri Marcus pun terlihat saat Shasa memintanya memegang tasnya saat menemui para awak media di karpet merah. Marcus merasa jika Shasa membutuhkan dirinya hanya untuk dimintai bantuan seperti itu. Tentu, ini adalah bentuk rasa rendah diri Marcus. Padahal Shasa berusaha mengenalkan Marcus sebagai kekasihnya di acara tersebut.
Rasa redah diri memang tidak dapat dianggap buruk jika orag tersebut dapat membawa perubahan bagi dirinya untuk lebih baik. Sayangnya, menyalahkan pasangan yang lebih sukses lebih mudah dilakukan dibanding harus berupaya keras untuk mencapai titik kesuksesan yang sama tingginya. Perempuan melewati berbagai tantangan dan ujian untuk bisa sampai di titik kesusksesan. Jadi, berhentilah merengek hanya karena ia lebih baik darimu.
Tantang diri sendiri sebagai laki-laki untuk dapat berbuat lebih bagi pasangan Anda. Jika belum bisa, dukunglah ia, beri semangat. Bukan keluhan seharusnya perempuan itu tidak boleh lebih baik karena laki-laki yang akan menjadi tulang punggung dan sebagainya.
Ini hanya akan menjadi racun dalam hubungan Anda. Jadi, jika pasangan Anda lebih sukses seharusnya Anda bertanya pada diri sendiri “apa yang sebaiknya perlu dilakukan untuk menaikkan kualitas diri sebagai laki-laki?”.
Sebagai manusia yang hidup di era modern saat ini, perempuan berhak menentukan pilihannya termasuk untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupannya. Begitu pun denga laki-laki yang merasa rendah diri sebaiknya lebih berjuang keras dibanding menyalahkan kaum perempuan karena rasa tidak aman kalian.