Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Bung Hatta, Popularitas Sebagai Tuhan

Redaksi
×

Bung Hatta, Popularitas Sebagai Tuhan

Sebarkan artikel ini

Bung Hatta hingga ajal menjemput, sanggup menahan diri dari desakan syahwat politik dan harta yang jelas banget berada sangat dekat di pelupuk mata. Bung Hatta sanggup mentalak dunia, bukan jadi yang utama dalam pikiran dan perasaannya. Bung Hatta sanggup memunggungi ambisi pribadi, sanggup mengekang keliarannya pada yang serba sesaat, serba dangkal dan serba konyol.

Karakter Hatta, yang pengabdi, yang setia pada kepentingan umum, berwawasan jauh ke depan, dan mengesampingkan gejolak keinginan sesaat, adalah rekam jejak ideal untuk jadi otokritik generasi kini yang doyan politik praktis, yang malas baca buku tebal.

Karakter Hatta, yang tak silau dengan nama besar, dan ambisi untuk selalu yang terdepan, ialah kisah nyata anak manusia yang berani bersikap lantaran bertuhankan pada yang sebenarnya Tuhan.

Kini, hampir di segala lini sosial, baik usia maupun kesempatan karir profesi, sadar atau tak sadar telah menjadikan uang, jabatan, karir, dan popularitas sebagai Tuhan.

Singkatnya, kesediaan melakoni pola sederhana, adalah modal utama kita turut andil mengangkat harkat martabat bangsa di mata masyarakat internasional, dan tentu saja di hadapan Tuhan.